Contoh-Contoh Hashtag Twitter yang Gagal

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Twitter merupakan jenis media sosial yang memungkinkan Anda untuk mengirim pesan bernama “tweets” berisi 140 karakter. Terdengar sangat terbatas, memang, tapi siapa sangka bahwa Twitter dapat menjadi perangkat digital marketing yang cukup efekif bagi sebuah merek untuk berinteraksi, membangun, dan menjaga hubungan dengan para konsumennya? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jeff Bulas, sebanyak 63% merek internasional telah memiliki akun Twitter, dan lebih dari 58% merek papan atas berhasil menggaet followers hingga jumlahnya melebihi 100.000.

Salah satu faktor yang membuat Twitter dapat begitu efektif dalam digital marketing adalah adanya fitur hashtag. Diawali dengan simbol “#”, Anda bisa mencantumkan topik tertentu untuk menyampaikan konten-konten Anda. Jadi, begitu target pasar Anda meng-klik hashtag tersebut, mereka akan dapat dengan mudah mengakses konten-konten terkait. Sebaliknya, Anda juga bisa memanfaatkan hashtag untuk menghubungkan merek Anda dengan topik-topik yang disukai orang-orang, sehingga Anda bisa berinteraksi dengan mereka melalui topik-topik tersebut.

Sayangnya, ada cukup banyak perusahaan yang pernah gagal dalam menggunakan fitur hashtag untuk melakukan digital marketing. Pelaksanaannya tidak sejalan dengan tujuan awal mereka dalam menggunakan hashtag tersebut. Anda memang tidak dapat memprediksi perilaku pengguna internet secara 100% akurat, tapi Anda bisa mengambil pelajaran dari kompilasi buatan tim Penulis.ID tentang hashtag Twitter yang gagal di bawah ini agar tidak mengalami kejadian serupa.

#McDstories

Pada tahun 2012 lalu, franchise makanan cepat saji McDonald’s meluncurkan dua hashtags secara bersamaan di Twitter. Tujuannya adalah untuk berbagi cerita mengenai proses suplai produksi ke gerai-gerai mereka. Hashtag pertama adalah #meetthefarmers, yang bekerja sangat baik dan berhasil mencapai gol mereka. Sayangnya, hashtag kedua mereka yang diberi nama #McDstories tidak berjalan sesuai rencana. Melalui hashtag tersebut, McDonald’s sebenarnya ingin agar konsumen mereka berbagi cerita-cerita menyenangkan tentang pengalaman mereka dengan McDonald’s.

mcdstories-12

Source: Mashable

Tetapi, terkadang memang suatu hashtag berhasil menjadi trending di Twitter justru karena tidak digunakan sesuai dengan tujuan pembuatnya. Hal ini disebut juga dengan istilah hashtag hijacking. Dan itulah yang terjadi pada hashtag #McDstories. Alih-alih cerita menyenangkan, konsumen yang merasa tidak puas dengan McDonald’s justru memanfaatkan hashtag #McDstories untuk menumpahkan unek-unek dan menceritakan pengalaman tidak enak mereka. McDonald’s pun segera menghapus hashtag tersebut, namun sayangnya cerita-cerita tersebut telanjur menjadi viral.

#susanalbumparty

Hashtag #susanalbumparty dibuat oleh tim PR dari penyanyi wanita asal Inggris, Susan Boyle, dengan tujuan untuk mempromosikan album barunya yang berjudul Standing Ovation. Mereka men-tweet hashtag tersebut untuk pertama kalinya melalui akun Twitter resmi Susan Boyle (@SusanBoyleHQ). Tetapi, seperti yang bisa Anda lihat, tulisan pada hashtag tersebut justru menimbulkan makna yang ambigu. Meski maksud dari tim PR Susan Boyle adalah menuliskan hashtag Susan-album-party”, orang-orang justru menginterpretasikannya menjadi “Su’s-anal-bum-party”.

hashtags7

Source: shesaid

Menyadari kesalahan yang telah dibuat, tim PR Susan Boyle pun segera menghapus tweet mereka dari akun Twitter resmi penyanyi tersebut. Sayangnya, tweet tersebut telah di-retweet oleh banyak pengguna dan hashtag #susanalbumparty menjadi trending topic. Kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi seluruh tim PR atau event organization agar lebih teliti dalam menciptakan hashtag untuk promosi. Belajar dari kasus Susan Boyle ini, solusinya bisa sesimpel menggunakan huruf besar dan mengubah hashtag-nya menjadi #SusanAlbumParty.

#WTFF

Tim Penulis.ID sering mengingatkan klien untuk berhati-hati dalam menggunakan akronim untuk hashtag promosi di Twitter. Jangan sampai Anda mengalami kejadian memalukan seperti Burger King ketika mereka menciptakan hashtag #WTFF. Tujuan awalnya adalah untuk mempromosikan menu baru kentang goreng rendah lemak melalui kalimat “What the French Fry” yang disingkat menjadi WTFF. Namun, Burger King sepertinya lupa bahwa hashtag mereka merupakan singkatan dari ungkapan pernyataan yang bersifat kasar.

Burger-King-Twitter-Hashtag-WTFF-e1380537920368

Source: Meliorate

WTF merupakan singkatan dari “What the F**k”, maka dapat dikatakan bahwa WTFF memiliki arti “What the F**king F**k”. Jadi, pengguna Twitter yang mem-posting hal-hal random atau hanya ingin “berceloteh” melalui ranah online dengan menggunakan hashtag #WTFF pun ikut masuk dalam topik promosi Burger King tersebut. Adanya makna ganda dalam hashtag #WTFF membuat konten tweets promosi Burger King “tenggelam” oleh tweets lain yang menggunakan hashtag sama untuk tujuan berbeda.

#RIMJobs

Bukan menjadi hal yang baru bagi sebuah perusahaan untuk mengumumkan lowongan pekerjaan melalui Twitter. Dan sudah cukup banyak dari mereka yang menggunakan hashtag untuk mempromosikannya. Salah satunya adalah Research in Motion (RIM), perusahaan yang memproduksi BlackBerry. Pada tahun 2013 lalu, mereka membuka lowongan pekerjaan besar-besaran dan mempromosikannya di Twitter.

headline-fail

Source: loginradius

Sayangnya, hashtag yang mereka gunakan memiliki makna terkait dengan aktivitas seksual, yakni #RIMJobs. Tentu saja tidak ada perusahaan teknologi yang ingin diasosiasikan dengan hal tersebut. Kejadian ini sangat memalukan bagi RIM. Sebuah koran internasional bahkan mengangkatnya menjadi berita dan memanfaatkan hashtag #RIMJobs untuk menciptakan judul yang provokatif.

#QantasLuxury

Hashtag satu ini mungkin terdengar tepat sasaran dan tidak akan menimbulkan masalah apapun. Sayangnya, tim marketing Qantas, maskapai penerbangan asal Australia, lupa untuk memperhatikan timing promosi mereka. Pasalnya, #QantasLuxury seharusnya ditujukan bagi konsumen Qantas untuk berbagi pengalaman menyenangkan mereka bersama Qantas. Tapi, sehari sebelum promosi #QantasLuxury dilakukan, Qantas melarang seluruh penerbangan untuk beroperasi karena adanya masalah pada negosiasi kontrak antara manajemen dengan pilot, teknisi, dan staff lapangan. Hampir sama seperti yang dialami oleh McDonald’s melalui #McDstories, #QantasLuxury pun mengalami hashtag hijacking.

QantasLuxury1

Source: annstrini

Mungkin sebelumnya tim marketing Qantas telah menjadwalkan tweets dengan hashtag #QantasLuxury untuk di-post pada waktu yang telah ditentukan. Dan perangkat posting schedule pada media sosial memang sangat berguna untuk keperluan digital marketing Anda. Tetapi, sangat penting bagi Anda untuk kembali mengecek jadwal tersebut dan memastikan apakah timing-nya benar-benar tepat. Tidak masalah apabila setelah melakukan pengecekan, Anda jadi harus meng-update jadwalnya.

#nowthatchersdead

Contoh hashtag Twitter gagal satu ini kerap dibandingkan dengan kejadian hashtag #susanalbumparty. Pada tahun 2013, Margaret Thatcher, salah satu mantan Perdana Menteri UK, meninggal dunia. Sebuah situs web bernama Is Thatcher Dead Yet?, yang merupakan kelompok hater dari Thatcher, “merayakan” kematiannya melalui hashtag #nowthatchersdead. Namun, seperti yang bisa Anda lihat, hashtag tersebut justru menimbulkan kebingungan.

Cher

Source: whitewall

Penulisan yang tidak menggunakan kapitalisasi huruf secara benar pun membuat pengguna Twitter membaca hashtag tersebut menjadi “now-that-cher’s-dead”. Sedangkan, yang dimaksud oleh situs web Is Thatcher Dead Yet? adalah “now-thatcher’s-dead”. Alih-alih mengetahui kematian Thatcher, orang-orang justru menyangka bahwa Cher, aktris dan penyanyi asal Amerika, telah meninggal. Mereka pun mengungkapkan belasungkawa mereka terhadap “kematian” Cher melalui hashtag #nowthatchersdead. Namun, kesalahan informasi tersebut segera dikonfirmasi oleh pihak Cher sendiri.

Walaupun melenceng dari tujuan pembuatnya, ada kemungkinan bahwa beberapa hashtag Twitter di atas tidak sepenuhnya gagal. Setidaknya, orang-orang jadi aware dengan brand yang diusung oleh hashtag-hashtag tersebut. Lagi pula, Oscar Wilde, penulis terkenal asal London, pernah mengutarakan pernyataan bahwa “there is only one thing in life worse than being talked about, and that is not being talked about.”

Terlepas dari segala contoh kegagalan di atas, hashtag masih dapat menjadi perangkat yang sangat efektif untuk menjangkau audiens Anda melalui ranah online. Saat menciptakan hashtag, cari tahu apakah hashtag tersebut sudah dipakai lebih dulu atau belum. Jika iya, bagaimana ia digunakan? Apakah maknanya positif atau negatif? Pastikan juga bahwa Anda telah mengecek arti dari suatu akronim jika hendak menggunakannya sebagai hashtag.

Ketika menggabungkan berbagai kata, review kembali untuk memastikan bahwa tidak ada ambiguitas yang muncul. Jika perlu, gunakan kapitalisasi huruf untuk menghilangkan kebingungan. Diskusikan ide-ide hashtag Twitter Anda dengan beberapa orang. Dan, terakhir, baca hashtag Anda secara lisan untuk mengetes adanya kesusahan pelafalan.

Membuat hashtag juga memerlukan strategi. Percayakan strategi media sosial Anda kepada Penulis.ID. Konsultasikan kebutuhan Anda sekarang!

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Biru Cahya Imanda

Vice President of Content at Penulis.ID
Book addicts and love to write about anything! Currently Vice President of Content at Penulis.ID