7 Jenis Inbound Marketing yang Bisa Anda Gunakan

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Saat ini, konsumen mulai merasa terganggu dengan berbagai jenis promosi outbond marketing yang dijejalkan kepada mereka, seperti iklan di televisi, telepon dari telemarketer, atau tawaran produk yang datang ke inbox e-mails mereka. Apabila diperhatikan, kini justru konsumen lah yang aktif meng-update diri terkait dengan produk-produk pilihan mereka.

Berangkat dari hal tersebut, inbound marketing pun lahir. Sejak tahun 2006, inbound marketing perlahan mulai menjadi metode marketing paling efektif dalam melakukan bisnis online. Fokus dari inbound marketing adalah menciptakan konten berkualitas yang dapat menarik calon konsumen kepada perusahaan dan produk Anda secara sukarela. Konten tersebut harus dapat menyasar calon konsumen Anda secara spesifik agar mereka merasa tertarik dan memiliki keinginan untuk kembali mengunjungi website Anda. Tapi, tentu saja konten bukan merupakan satu-satunya hal penting dalam inbound marketing. Berikut adalah tujuh jenis inbound marketing yang menurut pengalaman tim Penulis.ID bisa diterapkan di hampir semua jenis bisnis.

 

Blogging

Inbound marketing dimulai dari blogging. Blog merupakan cara paling tepat untuk memasarkan bisnis online Anda. Ia mampu membantu Anda untuk menarik pengunjung baru pada website, membuat mereka kembali berkunjung, hingga mereka melakukan conversion. Anggaplah blog Anda sebagai sumber informasi bagi para calon konsumen Anda. Buatlah konten yang kira-kira akan memikat perhatian mereka. Jangan lupa untuk melakukannya secara rutin agar jumlah traffic meningkat.

[ File # csp5263297, License # 1405142 ] Licensed through http://www.canstockphoto.com in accordance with the End User License Agreement (http://www.canstockphoto.com/legal.php) (c) Can Stock Photo Inc. / jirsak

Photo Credit: Become A Blogger

Teknik blogging ini dapat diterapkan pada jenis produk apapun. Klien Penulis.ID untuk jasa blogging berasal dari berbagai macam industry, mulai dari FMCG, travel, teknologi, sampai parenting. Apabila Anda baru mendirikan startup dengan ide aplikasi finansial, misalnya, Anda bisa menulis postingan blog yang berhubungan dengan aplikasi Anda daripada terus-menerus memaksa orang untuk membeli aplikasi Anda. Postingan-postingan tersebut akan membantu calon konsumen mempelajari keuntungan dari penggunaan aplikasi Anda, dengan harapan mereka akan terus mengunjungi blog Anda dan melakukan pembelian.

 

SEO

Google adalah raja internet. Orang-orang mencari informasi yang dibutuhkannya dengan mengetikkan pertanyaan mereka pada kolom pencarian Google. Setelah menekan tombol enter, mayoritas dari mereka tidak akan repot-repot berpindah ke halaman dua. Beberapa dari mereka bahkan langsung meng-klik link teratas yang muncul pada halaman pertama. Itulah mengapa banyak perusahaan yang berlomba-lomba membuat konten mereka menjadi yang pertama dibuka oleh pembaca.

SEO-min

Photo Credit: eight9media

Di sinilah teknik Search Engine Optimization (SEO) berperan. Sama seperti blog, SEO dapat berfungsi untuk menarik konsumen potensial agar mengunjungi website Anda. Salah satu cara yang sering dilakukan oleh para pelaku inbound marketing adalah menyisipkan sebanyak mungkin keyword tertentu dalam postingan blog mereka. Jadi, ketika keyword tersebut dicari, konten mereka lah yang akan muncul pada halaman pertama pencarian Google.

Tapi, sejak tahun 2010 lalu, Google mulai memasukkan faktor pagespeed dalam sistem ranking algoritma mereka, Pagespeed adalah jumlah waktu yang dibutuhkan website Anda untuk loading hingga mampu menampilkan konten dalam satu layar. Semakin cepat tingkat pagespeed, semakin besar kemungkinan bagi Google untuk meletakkan website Anda pada halaman pertama. Dengan kata lain, pagespeed pun dapat berpengaruh pada SEO.

 

Call to Action

Meskipun kini inbound marketing merajai bisnis online, bukan berarti outbond marketing mati begitu saja. Anda bisa menerapkan salah satu strateginya, yaitu call to action. Strategi ini muncul melalui kata-kata bersifat ajakan seperti “Call Now!” atau “Visit Our Store!”. Sama halnya dengan inbound marketing. Optimalkan konten Anda untuk merangkul pembaca agar mereka bersedia melakukan conversion dengan cara sign up atau register menjadi anggota website.

Call-to-Action-MailChimp-Blog

Photo Credit: Hallam Internet

Umumnya, calls to action hadir dalam bentuk buttons atau links untuk mendorong pengunjung website Anda mengambil tindakan tertentu, seperti “Subscribe to get more content!” atau “Sign up to watch more courses!”. Dengan begitu, baik Anda dan pengunjung website pun akan sama-sama diuntungkan. Mereka mendapatkan konten yang diinginkan dan Anda akan memiliki data dari orang-orang yang berpotensi menjadi konsumen baru Anda. Teknik ini sering digunakan tim Penulis.ID untuk mendapatkan leads bagi klien.

 

Landing Page

Setelah pengunjung website menekan tombol call to action, mereka akan masuk pada landing page. Cara inbound marketing satu ini merupakan tempat penawaran call to action terjadi. Mereka akan diminta mengisi form tentang data diri mereka untuk mendapatkan konten yang telah Anda tawarkan. Buatlah landing page semudah mungkin agar pengunjung dapat mengisinya tanpa kebingungan. Ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan, yakni relevansi, fokus, dan desain.

landingpage

Photo Credit: 30 Degrees North

Apabila call to action Anda menawarkan e-book tentang tips finansial, jangan sampai landing page Anda memberikan konten yang lain. Jagalah relevansi antara call to action dan landing page pada website. Fokuskan tujuan call to action, apakah hanya untuk subscribe atau memberikan konten tertentu? Pastikan juga bahwa form yang Anda buat tidak terlalu panjang. Hal terakhir yang harus Anda perhatikan adalah desain. Gunakan gambar, video, atau testimoni terkait agar conversion pada landing page meningkat.

 

E-mails

Apa yang harus Anda lakukan apabila seorang pengunjung website telah meng-klik tombol callsto action, mengisi form pada landing page, men-download konten yang Anda tawarkan, tetapi belum siap untuk menjadi konsumen? Anda bisa menggunakan e-mail. Jangan meremehkan cara inbound marketing satu ini.

email-marketing1

Photo Credit: TravelCarma Blog

Tetapi, bagaimana apabila Anda mampu memanfaatkan e-mail secara tepat ketika banyak orang juga merasa terganggu dengan marketing e-mail dan berakhir melakukan unsubscribe daripada membaca konten yang dikirim? Kirimkan serangkaian e-mail tentang konten-konten yang berguna dan relevan pada leads Anda. Hal tersebut terbukti mampu membangun kepercayaan antara Anda dan mereka sehingga mereka merasa lebih siap untuk membeli produk Anda. Anda juga bisa mengirimkan e-mail sebagai ucapan terima kasih karena telah mengisi form pada landing page dan melakukan pembelian pada website Anda.

 

Social Media

Setelah menyusun konten dan mem-post-nya pada website, Anda tidak bisa hanya berdiam diri dan menunggu orang-orang mendatangi konten tersebut. Anda wajib menarik pembaca baru dan membuat pembaca lama kembali mengunjungi website Anda. Lakukan promosi dan bagikan konten-konten Anda melalui social media. Luangkan waktu tersendiri dalam membuat rencana promosi social media untuk mendistribusikan konten Anda pada platform dan orang-orang yang tepat.

Group-of-People-Using-Mobile-Devices-iStock_000040645286_Medium-min

Photo Credit: Breeze People

Di sisi lain, social media dapat membantu untuk merangkul konsumen potensial Anda dalam hal emosi. Hal tersebut mampu menciptakan adanya interaksi karena kini orang-orang aktif mem-follow akun-akun social media dari perusahaan favorit mereka. Mereka juga tidak akan segan membagikan konten Anda melalui social media apabila mereka menyukainya. Hal ini tentu akan melambungkan nama perusahaan Anda, terutama apabila konsumen potensial tersebut memiliki jumlah followers yang banyak.

 

Keep in Touch

Hanya karena pengunjung telah menjadi konsumen, Anda tidak boleh melupakan mereka begitu saja. Ingatlah bahwa konten merupakan hal utama dalam inbound marketing dan hal tersebutlah yang membuat orang-orang tertarik pada perusahaan Anda. Jangan sampai membuat mereka merasa diabaikan. Cari tahu apakah Anda sudah memberikan konten yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka melalui survei atau feedback.

1394793349079

Photo Credit: EE

Cara inbound marketing lain yang bisa Anda lakukan untuk keep in touch dengan konsumen adalah dengan melakukan social monitoring. Ikuti percakapan-percakapan yang terjadi pada social media terkait dengan topik konten Anda. Cari tahu pertanyaan apa saja yang muncul pada benak mereka, hal-hal yang disukai dan tidak, serta komentar-komentar yang muncul pada postingan blog Anda. Dengan begitu, Anda bisa menjangkau mereka dengan konten-konten yang relevan.

 

Dalam inbound marketing, konten adalah segalanya meski bukan menjadi satu-satunya. Saat menerapkan jenis-jenis inbound marketing di atas, jangan sampai melupakan konteks. E-mail dengan konten relevan tidak akan efektif apabila dikirimkan setiap hari. Orang-orang justru akan merasa terganggu. Konten yang disebar di social media hanya akan dilewati orang-orang apabila tidak memperhatikan waktu efektif untuk posting. Jadi, jangan sampai inbound marketing Anda menjadi percuma karena tidak memperhatikan konteks yang ada.

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Biru Cahya Imanda

Vice President of Content at Penulis.ID
Book addicts and love to write about anything! Currently Vice President of Content at Penulis.ID