Aktivasi Brand Dengan Hashtag, Jangan Sampai Ketinggalan!

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Dewasa ini, penggunaan sosial media sebagai penyalur informasi dari satu individu ke individu yang lain sudah tidak asing lagi. Itu terlihat dari banyaknya pengguna Instagram, TikTok, hingga LinkedIn untuk ranah profesional. Bahkan, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sudah menyentuh angka 191,5 juta.

Free photo woman using a smartphone social media conecpt

[Photo by rawpixel.com]

Dari sekian banyak informasi yang tersebar di dunia maya melalui sosial media tersebut, ada satu hal yang menyatukan mereka. Hal tersebut adalah penggunaan hashtag atau dalam bahasa Indonesia kita sebut dengan nama Tanda Pagar alias Tagar. Hashtag adalah salah satu alat yang ampuh dalam mempersatukan segala percakapan di media sosial. Mari dalami penggunaan hashtag untuk social media agar Anda bisa menerapkannya dengan optimal.

Berawal dari sulitnya mencari Tweet

9741003119_6fcded24e9_z

[Photo by Ken Varnum]

Hashtag pertama kali muncul dalam dunia media sosial modern pada tahun 2007, tepatnya di platform Twitter. Sebelum itu pengguna sering kali kesulitan mencari tweet. Banyak tweet yang memiliki keyword sama, namun bahasannya berbeda.

Akhirnya, beberapa pengguna memutuskan untuk mengadaptasi sistem yang mulanya ada di jaringan Internet Relay Chat (IRC), hashtag, sehingga mereka dapat dengan mudah mencari tweet.

Pada tahun 2009, Twitter akhirnya memperbarui sistem hashtag tersebut menjadi clickable sehingga pengguna dapat dengan mudah mencari tweet yang mereka maksud. Dari situlah akhirnya hashtag mulai ramai digunakan di Twitter dan akhirnya merambah ke sosial media lain, termasuk Instagram, LinkedIn, hingga TikTok.

Hashtag sebagai alat aktivasi branding

Lalu, apa hubungan hashtag dengan brand marketing? Masih ingatkah Anda dengan hashtag yang beberapa waktu lalu sedang booming, #icebucketchallenge? Hashtag tersebut dengan mudah menjalar ke seluruh pelosok dunia dan bahkan banyak selebritis yang melakukan tantangan tersebut. Secara tidak langsung, Anda pasti bertanya-tanya apa fungsi dari tantangan tersebut.

14929011085_3d3b3d9fd3_z

[Photo by University of Central Arkansas]

Jawabannya akan secara langsung merujuk pada Asosiasi Peduli Amyotrophic Lateral Sclerosis atau biasa disingkat ALS. Siapa sangka, tantangan tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap ALS dengan meningkatnya donasi yang diberikan untuk penderita ALS. Setidaknya, paling tidak nama ALS menjadi sangat populer di kalangan masyarakat pada saat itu. Teknik marketing di Instagram ini setidaknya sangat berhasil untuk menjaring banyak donatur.

Intinya, dengan hashtag, brand Anda akan semakin dikenal di kalangan sosial media. Semakin netizen mengenal brand Anda, bukan tidak mungkin produk Anda akan memiliki nama yang semakin kuat.

Pertanyaannya adalah, bagaimana cara membuat hashtag untuk social media yang efektif? Maukah pengguna sosial media menggunakan hashtag yang telah kita buat?

Dalam artikel ini, Anda akan diberikan beberapa tips bagaimana cara membuat hashtag yang efektif untuk program aktivasi brand Anda di Instagram dan LinkedIn, sehingga netizen bisa mengenal brand Anda dengan mudah. Simak di bawah ini untuk mendapatkan tipsnya!

Buatlah hashtag yang informatif

14101917755_4cdde38999_z

[Photo by Mike Mozart]

Jangan pernah membuat hashtag yang tidak mudah dimengerti. Logikanya, seseorang tidak akan pernah menggunakan kata yang dia bahkan tidak mengerti. Contoh bagusnya, #IceBucketChallenge yang benar-benar menginformasikan adanya sebuah tantangan. Bandingkan dengan #WTFF yang dibuat oleh Burger King. Orang tidak akan pernah paham dengan istilah tersebut apabila kepanjangannya (What The French Fry) tidak disebutkan.

Gunakan logika anak-anak umur 12 tahun dalam membaca hashtag Anda

2740546006_2a0116a0cb_z

[Photo by Joseph Jude]

Cara membaca hashtag adalah hal penting selanjutnya. Kenapa harus dengan logika anak-anak? Pada dasarnya, anak-anak memiliki perbendaharaan kata yang cukup sedikit. Sebagai contoh, anggaplah Anda ingin menjalankan campaign dengan tajuk “Kena Pak Ayudisana”. Bila menuliskan hashtag #kenapakayudisana, anak kecil pasti akan membacanya sebagai “Kenapa Kayu Disana”, padahal bukan itu maksudnya. Lantas, bagaimana triknya?

Apabila memang hashtag Anda memang tidak bisa diganti dengan kata lain, Anda bisa mengakalinya dengan menggunakan kapitalisasi pada huruf pertama setiap kata. #KenaPakAyudisana lebih jelas terbaca daripada #kenapakayudisana.

Rencana cadangan itu penting

Tidak ada salahnya Anda menguji hashtag Anda sebelum digunakan. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa efektif hashtag untuk social media yang Anda terapkan. Jika gagal, rencana cadangan akan menjadi penyelamat. Misalnya, Anda bisa menjalankan campaign dengan nama atau keyword lain untuk dikenakan pada hashtag.

Promosikan hastag Anda

5308119110_2cfbd38d19_z

[Photo by Elliott Brown]

Meskipun pada dasarnya hashtag adalah alat promosi yang efektif, hanya mengandalkan promosi di media sosial saja tidak akan berhasil mengangkat hashtag Anda. Tipsnya, Anda bisa memanfaatkan media-media lain seperti Google Ads atau papan reklame. Cantumkan hashtag Anda disitu. Sebagai contoh, salah satu perusahaan air minum dalam kemasan di Indonesia selalu mencantumkan hashtag mereka di iklan TV maupun di papan reklame.

Livstreaming ketika event besar

Salah satu cara yang tepat untuk mempromosikan hashtag Anda adalah dengan melakukan livestreaming ketika Anda mengadakan event besar menggunakan akun media sosial brand Anda. Strategi ini pun bisa dikombinasikan dengan taktik lain.

Misalnya, bayangkan saat ini sedang musim bola. Jika memiliki brand pakaian olahraga, Anda dapat melakukan livestreaming sambil mengadakan giveaway. Harapannya, hashtag terkait giveaway dari brand Anda menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan netizen.

Lebih singkat lebih baik

Hashtag yang baik adalah hashtag yang singkat dan mudah ditiru. Idealnya, hashtag yang Anda gunakan hanya terdiri dari dua elemen. Misalnya, untuk Anda yang mempromosikan sebuah event, Anda dapat menyingkat nama event Anda kemudian menambahkan tahun di belakang singkatan event Anda. Sangat jarang hashtag yang sukses dengan tiga sampai empat kata.

Jangan terlalu banyak!

Dengan memberikan hashtag, berarti Anda ingin memberikan ide spesifik kepada netizen. Namun, jangan pernah memberikan hashtag yang terlalu banyak dalam setiap konten Anda. Semakin banyak hashtag yang Anda masukkan, audiens akan sulit mengingatnya. Bukannya berkesan di benak audiens, yang ada hashtag hanya menjadi angin lalu dalam aktivitas scrolling mereka.

389409283_13ddff59f6_z

[Photo by Víctor Nuño]

Salah satu klien Penulis.ID, tiket.com, biasanya menggunakan dua hashtag di setiap kontennya. E-commerce agen perjalanan tersebut meletakkan hashtag di akhir caption setelah call-to-action (CTA). Contohnya, “Pesan kamar hotel murah di tiket.com sekarang! #Bulatkantiketmu #tiketMurah”.

Libatkan hashtag di copywriting Anda

Perlu diingat bahwa audiens memiliki kecenderungan malas membaca. Oleh karena itu, Anda bisa melibatkan hashtag langsung di kalimat caption atau post. Misalnya saja, “#JalanJalanYuk ke Pantai Losari sambil bawa #BekalCantik”. Kalimat tersebut rasanya lebih efektif daripada “Yuk jalan-jalan ke Pantai Losari sambil bawa Bekal Cantik #JalanJalanYuk #BekalCantik”.

Hashtag adalah milik semua orang

Hashtag boleh digunakan untuk semua orang. Apapun dapat dilakukan oleh seseorang pada hashtag Anda, baik itu memplesetkannya atau malah sengaja menggunakan hashtag Anda secara tidak benar. Jangan biarkan kompetitor Anda melakukan hal tersebut. Caranya, Anda dapat menggunakan kata-kata yang agak sulit untuk dimanipulasi, akronim misalnya.

Hindari kata-kata yang dilarang

Banyak hashtag yang dilarang beredar di sosial media. #iphone dan #popular misalnya. Kedua hashtag tersebut di-filter oleh Instagram karena keduanya terlalu umum.

5350382220_48d46283ed_z

[Photo by Vince]

Kata-kata kasar juga dilarang untuk digunakan dalam pembuatan hashtag. Hal ini akan mempersempit penggunaan hashtag Anda. Para orang tua pastinya menghindarkan anak-anak mereka untuk menggunakan hashtag tersebut. Meski begitu, ada pengecualian untuk beberapa kasus tertentu, yakni jika produk Anda memang untuk audiens dewasa.

Itulah tadi beberapa cara yang tepat dalam menggunakan hashtag, baik itu di Instagram, LinkedIn, maupun di media sosial lain. Kunci utamanya adalah Anda harus konsisten dengan hashtag untuk social media Anda. Selamat bermain-main dengan hashtag!

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Ricza Try Wicaksono

Project Manager at Penulis.ID
Adventurer and Project Manager of Penulis ID