Dua puluh tahun lalu, Bill Gates pernah mengatakan bahwa “content is king”. Ucapan tersebut sampai kini dijadikan sebagai motto oleh para content marketers, menunjukkan bahwa konten masih sangat relevan di industri digital marketing zaman sekarang. Riset yang dilakukan oleh Content Marketing Institute bahkan menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 18% terkait responden yang mengklaim bahwa mereka akan fokus pada content marketing.
Sebelum membahas lebih jauh, perlu ditegaskan kembali bahwa content marketing adalah sebuah pemasaran yang berbasis konten. Dalam hal ini, konten tidak hanya berupa teks, tapi juga visual seperti foto, video, dan infografik. Konten-konten ini nantinya didistribusikan melalui berbagai saluran-saluran digital seperti blog, website, atau media sosial.
Agar suatu content marketing bisa memberikan hasil optimal, kualitas konten saja tidak cukup. Anda juga harus memastikan bahwa konten yang Anda berikan memang relevan dengan kondisi terkini. Itulah mengapa penting bagi Anda untuk mengetahui tren seputar content marketing pada 2018 ini. Tak perlu bingung mencari, Penulis.id sudah merangkum berbagai tren tersebut untuk Anda di bawah ini.
Video akan lebih banyak dicari
Sudahkah Anda mencoba membuat konten dalam bentuk video? Jika belum, tahun 2018 dapat menjadi saat yang tepat untuk memulai. Dikutip dari situs Forbes, video bahkan diprediksi akan mendominasi traffic internet secara keseluruhan hingga 80%. Hal ini sangat mungkin terjadi karena selama tahun 2011-2015, konsumsi digital video meningkat dari 39 menit menjadi 115 menit per hari. Apalagi kini platform untuk mendistribusikan konten video sudah semakin banyak, mulai dari YouTube, Instagram, hingga Facebook dan Twitter.
Jadi, jika saat ini Anda belum membuat konten dalam bentuk video, cobalah sesegera mungkin. Alokasikan sebagian biaya content marketing untuk memproduksi konten video. Sebagai permulaan, Anda tidak harus membuat video yang membutuhkan produksi besar-besaran. Hal-hal sesimpel merekam proses behind-the-scene atau meminta CMO untuk share tentang ilmu marketing sudah sangat cukup untuk permulaan.
Content Marketing berbentuk live streaming semakin banyak
Coba posisikan diri Anda sebagai target audiens. Kemungkinan besar Anda pasti akan menginginkan agar brand memberikan sesuatu yang otentik dan menarik. Salah satu tren content marketing yang dapat membantu Anda mewujudkan hal tersebut adalah video live streaming. Tren satu ini bahkan ternyata sudah mulai booming sejak 2016 lalu. Sebanyak 80% konsumen bahkan lebih memilih untuk menonton live video daripada membaca suatu tulisan di blog.
Facebook menjadi salah satu platform yang bisa Anda manfaatkan untuk menampilkan konten live video, yakni melalui fitur Facebook Live. Laporan dari Facebook menyatakan bahwa pengguna mereka menghabiskan waktu tiga kali lebih lama untuk menonton live video daripada video biasa. Komentar yang diberikan pada live video juga sepuluh kali lebih banyak.
Anda yang masih awam dengan live video mungkin bingung konten seperti apa yang harus disajikan. Sebetulnya ada cukup banyak opsi untuk dipertimbangkan, mulai dari melakukan sesi tanya-jawab, unboxing produk, melakukan demonstrasi produk, menjadi host untuk acara live interview, hingga meliput event atau konferensi tertentu dan menyiarkannya secara live. The possibilities are endless.
Fokus pada user-generated content
Tren content marketing selanjutnya adalah user-generated content (UGC), yakni konten yang dihasilkan oleh user atau pengguna untuk menciptakan keterlibatan. Sebanyak 70% konsumen ternyata lebih memilih UGC daripada konten generic dari brand. Hal ini sebetulnya masuk akan. Konsumen Anda membuat konten tentang bisnis atau brand Anda, menciptakan kepercayaan dari calon konsumen untuk ikut mencoba produk atau layanan brand Anda.
Nah, UGC ini bentuknya bisa bermacam-macam, yaitu rekomendasi, review, blog post, komentar, dan rating. Tahun ini, UGC diprediksi masih akan mendominasi tren content marketing. Oleh sebab itu, ajak target audiens Anda untuk membuat konten. Cantumkan ajakan Anda pada website dan berbagai akun media sosial.
Strategi UGC ini pernah sukses dilakukan Coca-Cola melalui kampanye Share a Coke. Mereka meminta konsumen untuk share foto botol Coca-Cola dengan nama mereka ke media sosial. Hasilnya, penjualan mereka di Amerika Serikat meningkat 2%.
Konten in-depth banyak dicari audiens bisnis B2B
Tahun ini, salah satu tren content marketing adalah video. Sebelumnya kami juga sudah menuliskan bahwa video diprediksi akan terus mendominasi industri digital content marketing hingga 2019. Meski begitu, bukan berarti konten dalam bentuk tulisan lantas mati begitu saja. Bahkan jika kini Anda mengelola bisnis dengan model B2B, konten tulisan harus menjadi salah satu perhatian Anda.
Situs The Social Media Hat menyebutkan bahwa pelanggan bisnis B2B lebih mencari konten yang panjang dan bersifat in-depth daripada misalnya artikel yang hanya terdiri dari lima ratus kata. Konten yang pendek memang sudah terbukti mampu meningkatkan traffic, tetapi lifespan-nya juga cenderung pendek.
Jadi, jika Anda mencari engagement yang sustainable, konten in-depth atau long-form merupakan tren yang harus Anda coba. Tidak mengherankan jika studi yang dilakukan Orbit Media menunjukkan bahwa jumlah kata pada konten artikel mengalami peningkatan dari 800 kata menjadi 1100 kata. Hal ini sesuai dengan apa yang biasanya kami lakukan di Penulis.id saat menulis artikel untuk beberapa klien kami.
Keterlibatan social influencer
Menurut laporan yang dirilis oleh Nielsen, sebanyak 92% orang ternyata mempercayai rekomendasi yang diberikan oleh orang lain daripada brand, bahkan jika mereka tidak mengenal orang tersebut. Itulah mengapa social influencer akan memiliki keterlibatan yang cukup tinggi pada tren content marketing tahun ini. Bahkan ternyata Google Trends menunjukkan adanya peningkatkan yang stabil pada tren content marketing sejak beberapa tahun belakangan ini.
Bukan hanya sekadar tren, social influencer juga telah terbukti mampu membantu brand dalam meningkatkan peluang penjualan mereka. Para pengguna Twitter mengaku keinginan untuk membeli produk akan meningkat hingga 5,2 kali lipat ketika mereka mendapat konten promosi dari influencer.
Nah, jika memang tertarik berkolaborasi dengan influencer, Anda harus memastikan bahwa influencer tersebut memang memiliki “suara” di bidang bisnis Anda. Namun, jangan hanya meminta mereka untuk mempromosikan produk atau layanan Anda begitu saja. Sebaiknya adakan digital campaign untuk merangkul lebih banyak audiens melalui influencer tersebut.
Storytelling masih akan cukup mendominasi
Storytelling sangat penting untuk bisnis Anda. (Photo Credit: Hassan)
Everyone loves a good storytelling. Dengan storytelling yang baik, target audiens tidak akan merasa menjadi “objek” dari promosi Anda. Sebaliknya, storytelling justru mampu menciptakan sebuah koneksi mendalam antara Anda dan audiens. Alhasil, engagement bisa meningkat dan reputasi brand Anda pun semakin positif di mata mereka.
Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu Anda perhatikan saat melakukan storytelling untuk content marketing, yaitu pesan, emosi, dan moral. Strategi ini sudah pernah berhasil dilakukan oleh SoundCloud, sebuah platform online audio.
Melalui kampanye bernama “First on SoundCloud”, mereka bekerja sama dengan para musisi dan meminta mereka untuk menceritakan perjalanan musik mereka, mulai dari masa kecil hingga sosok-sosok yang menginspirasi mereka untuk bermusik. Di akhir bagian, para musisi ini juga menceritakan bagaimana SoundCloud telah membantu mereka untuk meningkatkan karir bermusik.
Penggunaan strategi remarketing
Sebagai digital marketer, Anda tentu berharap agar berbagai content marketing yang dibuat bisa membuat orang-orang membeli produk Anda. Namun, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah proses. Biasanya, target audiens akan diarahkan untuk melakukan konversi terlebih dulu agar dapat menjadi lead. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui remarketing.
Remarketing adalah strategi menayangkan iklan kepada orang-orang yang sebelumnya sudah pernah melihat iklan tersebut. Jika dilakukan secara maksimal, remarketing dapat menjadi content marketing yang cukup powerful. Berdasarkan coredna.com, orang-orang yang men-klik iklan Anda setelah melihatnya beberapa kali biasanya memiliki kemungkinan untuk konversi hingga dua kali lipat. Tidak mengherankan jika ada semakin banyak marketer yang rela berinvestasi banyak pada strategi remarketing ini.
Melakukan remarketing sama sekali tidak sulit selama Anda menyimpan data pelanggan. Misalnya, jika Anda memiliki email list berisi alamat para pelanggan yang sudah pernah men-klik offer dari Anda tapi tidak melakukan pembelian, Anda bisa mengirimkan promo diskon untuk memotivasi mereka agar membeli produk Anda. Sedangkan, beberapa platform yang bisa Anda gunakan untuk remarketing adalah Google Ads, Facebook, AdRoll, dan RetargetLinks.
Content marketing adalah salah satu strategi digital marketing yang dapat membantu Anda untuk mencapai berbagai tujuan bisnis, mulai dari sekarang meningkatkan brand awareness hingga menghasilkan penjualan. Mengingat industri digital marketing yang terus berkembang, tren content marketing juga ikut berubah tiap tahunnya. Jadi, dengan mengetahui berbagai tren content marketing yang sudah diulas Penulis.id di atas, Anda jadi bisa membuat konten yang tak hanya bagus, tapi juga relevan.
Biru Cahya Imanda
Latest posts by Biru Cahya Imanda (see all)
- Contoh Strategi Content Marketing Indonesia yang Sangat Sukses - October 5, 2018
- 5 Tips Membuat Kata-Kata Pembukaan Untuk Website Anda - September 28, 2018
- 6 Cara Menulis Artikel Untuk Keperluan Content Marketing - August 20, 2018