Mari Simak 4 Cara Market Research Menggunakan Social Media!

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Market research adalah riset sistematis untuk memperoleh pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis di kemudian hari. Mengumpulkan data untuk riset pasar dapat dilakukan melalui sejumlah teknik, seperti survei, focus group discussion (FGD), hingga eksperimen. Itu semua mampu memberikan insight seputar keadaan pasar, namun kini market research menjadi semakin canggih dengan adanya social media

Disebut juga dengan social listening, cara riset modern ini membawa keuntungan bagi bisnis. Apa saja keuntungannya, dan bagaimana caranya? Yuk, simak lebih lanjut dalam artikel ini!

Keuntungan market research menggunakan social media

  • Hemat biaya

Siapapun bisa menggunakan social media, bukan? Mulai dari Instagram, Twitter, hingga TikTok, platform virtual telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Penggunanya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengaksesnya, begitu juga dengan Anda selaku pengelola bisnis. Meski begitu, Anda bisa mengeluarkan biaya untuk menggunakan social listening tools, seperti Hootsuite dan HubSpot.

  • Efisiensi waktu

Pelaksanaan market research tradisional umumnya membutuhkan waktu lebih panjang untuk persiapan, pengumpulan, hingga pengolahan data. Terlebih jika tim riset harus melakukan survei secara tatap muka. Sekarang, Anda bisa efisiensi waktu dengan memanfaatkan social media

  • Mempermudah pengambilan sampel

Melakukan social listening mempermudah Anda dalam mengambil sampel, apalagi jika menggunakan tools dengan berbagai fitur. Tools mampu menunjukkan data berdasarkan hashtag, bahasa, dan lain-lain. Dengan begitu, Anda dapat memilih untuk melihat data sesuai kebutuhan. Jangkauannya pun bisa jauh lebih luas dibandingkan market research tradisional.

Empat cara market research menggunakan social media

  • Mengumpulkan saran konsumen

Menurut laporan DataReportal, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 191,4 juta pada Januari 2022. Itu belum ada apa-apanya ketika dibandingkan dengan jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia, yakni 4,62 miliar untuk bulan yang sama. Tujuan penggunaannya bisa beragam, namun sejumlah pengguna kerap membagikan berbagai hal secara virtual, mulai dari rutinitas, opini, hingga konten hiburan. Feedback terhadap brand pun termasuk di dalamnya.

Menurut riset American Express, sebanyak 35 persen konsumen di Amerika Serikat mempublikasikan komentar negatif tentang perusahaan lewat media sosial. Ini perlu menjadi perhatian, terlebih ketika mengingat bahwa 93 persen konsumen mengaku bahwa online review memengaruhi keputusan pembelian. Lantas, bagaimana langkah terbaik untuk menghadapinya?

Idealnya, konsumen menyampaikan feedback menggunakan bahasa yang sopan, lalu ditanggapi oleh brand secara positif untuk mengembangkan bisnisnya. Itu disampaikan oleh pengguna Twitter @cheperbox87 yang membagikan pengalamannya saat menyampaikan kritik dan saran ke brand Teh Botol Sosro. Setelah mengeluhkan kesulitan membuka botol teh, pengguna tersebut kemudian memperoleh tanggapan baik, bahkan memperoleh satu kardus Teh Botol.

Source: Twitter @cheperbox87

Namun, bagaimana jika konsumen tidak menghubungi brand secara langsung? Bagaimana kalau bahasa yang digunakan kurang sopan? Jika ingin menanggapi komentar negatif di social media, pertahankan reputasi positif dari brand Anda dengan menggunakan kosa kata yang sopan dalam membantu menyelesaikan permasalahan konsumen.

Tidak berhenti sampai situ, mengumpulkan saran dapat menjadi landasan untuk mengembangkan bisnis Anda. Misalnya, saran terkait botol teh di atas bisa dipertimbangkan dalam memproduksi kemasan berikutnya. Kuncinya adalah menanamkan perspektif positif saat melakukan market research, sehingga Anda dapat menemukan kritik dan saran yang bermanfaat. 

  • Mengetahui bagaimana konsumen menggunakan produk

Apa produk yang Anda tawarkan? Yakin semua konsumen benar-benar menggunakan produk Anda sesuai peruntukannya? Sebab, kadangkala ada saja ide kreatif ketika dihadapi situasi unik. Contohnya, pengguna aplikasi Gojek di bawah ini memesan layanan GoRide agar bisa dibantu kick starter motornya. Padahal, GoRide dirancang untuk menghubungkan ojek online dengan konsumen sebagai moda transportasi.

Source: Twitter @yogojekyo

Ini bukan pertama kalinya hal serupa terjadi. Netizen sudah beberapa kali ramai membicarakan permintaan spesial dari pengguna Gojek, seperti minta tolong mengusir tikus, ulat bulu, sampai membangunkan kekasih supaya tidak terlambat masuk kerja. Solusi yang kreatif, ya! 

Source: Twitter @convomf

Di samping itu, tentu saja tidak sedikit pengguna social media menceritakan pengalaman menggunakan Gojek sesuai tujuan awal. Melalui akun pribadinya, konsumen menunjukkan bagaimana GoFood, GoRide, GoCar, hingga GoMart telah menjadi bagian dari kesehariannya. Memerhatikan hal-hal seperti ini penting sebagai tahap pengumpulan data dalam market research, agar Anda mampu mengevaluasi produk hingga bisnis secara keseluruhan.

Source: TikTok @chacuuuu
  • Mengevaluasi brand positioning

Sebelum adanya media sosial, mengevaluasi brand positioning cenderung lebih kompleks. Lagipula, bagaimana cara memastikan apa yang ada dalam benak audiens? Biasanya, upaya untuk mengetahui hal tersebut dilakukan melalui survei langsung kepada konsumen. Cara ini sebenarnya masih dilakukan oleh beberapa brand, tapi nyatanya kurang efektif, apalagi kalau pertanyaannya tidak begitu realistis seperti di bawah ini.

Source: Twitter @jenmsft

Social listening tools pun menjadi solusinya. Bagaimana cara kerja social listening tools? Setiap tools memiliki fitur dan cara kerjanya sendiri. Sebagai contoh, Talkwalker mempermudah Anda dalam memonitor berbagai media online, mulai dari forum, website berita, hingga social media. Anda pun bisa menyalakan notifikasi apabila terjadi lonjakan keyword atau mention, jadi bisa bergerak cepat apabila ingin nimbrung dalam obrolan.

Source: Hootsuite
  • Memperoleh insight kompetitor

Kehadiran social media membuka akses komunikasi brand kepada konsumen, begitu juga sebaliknya. Keterbukaan ini kemudian menjadi celah bagi Anda untuk menganalisis strategi pemasaran dan komunikasi yang dilakukan oleh kompetitor. Seberapa sering mereka posting konten? Konten apa saja yang mereka produksi? Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan audiens?

Dengan mengetahui hal-hal tersebut, Anda dapat memperoleh inspirasi untuk menyusun strategi social media management untuk brand Anda. Sebab, proses ini bakal membuat Anda tahu konten dan cara komunikasi seperti apa yang disukai oleh audiens. Namun, jangan sampai melakukan plagiarisme, ya! Tetaplah kembangkan bisnis menggunakan kreativitas tim Anda sendiri. 

Cara market research melalui social media terbilang praktis, apalagi jika dibandingkan dengan teknik survei secara tatap muka. Supaya pelaksanaannya bisa membuahkan hasil maksimal, pahami terlebih dahulu siapa pasar untuk brand Anda. Kemudian, tentukan apa saja yang ingin diketahui melalui pelaksanaan market research. Dengan begitu, Anda dapat mengumpulkan dan mengelola data secara terarah.Jika Anda belum memiliki tim untuk melakukan market research melalui social media, terdapat social media agency yang dapat membantu proses ini. Anda dipersilakan melakukan diskusi terkait kebutuhan brand, supaya tujuan marketing dapat tercapai bersama-sama.

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Kaylina Ivani

Digital Marketing Specialist at Penulis.ID