Marketing di Instagram: 8 Tren yang Layak Dicoba

Instagram Live
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Setiap saat, tren marketing di Instagram selalu berubah-ubah. Jika brand Anda hanya menggunakan satu jenis pemasaran saja, brand Anda akan kalah saing dengan kompetitor yang lebih kreatif dalam memainkan visual dan teks yang menarik perhatian audiens. Beriklan di Instagram tidak semudah membayar jutaan rupiah saja, Anda perlu merancang strategi marketing yang berkesan walau hanya dilihat dalam hitungan detik saja. Untuk itu, Penulis.ID sudah mengumpulkan 8 tren marketing di Instagram yang bisa Anda coba sekarang. 

Video Ads

Iklan Instagram tidak melulu dalam konsep foto saja. Justru, 87% pemasar setuju bahwa konten video sebagai iklan di Instagram menghasilkan ROI yang positif. Konsep video sebagai konten di Instagram dikenal efektif untuk membantu audiens lebih paham soal produk/jasa yang ditawarkan sebuah brand. Namun, video yang dimaksud tidak sama dengan video yang biasa kita tonton di YouTube. 

Di Instagram, ada auto-play feature di mana video akan langsung dimulai ketika audiens sedang scrolling di homepage mereka. Anda bisa meng-upload video berdurasi 3-60 detik, semakin pendek akan semakin efektif. In-feed video ads juga memperbolehkan konten seperti GIF dan Boomerang. 

Tipsnya, Anda harus menggunakan visual yang menarik di detik pertama. Selama Anda bisa memasukkan pesan sebanyak-banyaknya dalam hitungan detik, itu sudah cukup bagus. Kelebihannya, Anda tidak perlu merancang storytelling yang rumit, lagi pula audiens akan langsung lanjut scrolling. 

Collection Ads

Jenis konten iklan yang satu ini sangat unik dan rasanya sayang untuk Anda abaikan. Bagi perusahaan retail seperti brand pakaian dan aksesoris, collection ads akan menghasilkan tingkat konversi yang tinggi. Audiens tidak perlu mengingat nama produk atau nama brand, tinggal klik iklan, maka mereka akan langsung sampai di halaman checkout. 

Collection ads dari Instagram merupakan variasi dari fitur Instagram Shopping yang berhasil menarik 130 juta pengguna setiap bulannya. Kesan pertama, collection ads akan terlihat seperti foto pada umumnya. Bedanya, audiens bisa menekan ikon tas belanja di sudut kiri bawah untuk langsung melihat produk-produk apa saja yang ditampilkan dalam foto tersebut. Jadi, audiens dapat langsung berbelanja tanpa harus berpindah aplikasi. 

Carousel Ads

Carousel Ads

Image Source: Freepik

Biasanya carousel ads lebih banyak ditemui di Facebook. Wajar saja kalau carousel ads juga bisa ditemui di Instagram yang satu “rumah” dengan Facebook. Jenis iklan seperti ini sangat efektif untuk memperkenalkan lebih dari satu produk, atau satu produk dalam angle yang berbeda-beda. Untuk pemasar yang kreatif, carousel ads juga bisa digunakan untuk membuat storytelling iklan yang atraktif dan sederhana. 

Dalam satu carousel ads, Anda bisa memasukkan minimal 2 kartu dan maksimal 10 kartu. Selain itu, Anda juga bisa menempatkannya dalam Instagram Stories. Tentu saja Anda dibebaskan untuk upload konten foto dan video untuk carousel ads. 

Supaya lebih menarik, jangan lupa untuk mempermanis carousel ads dengan copy atau caption yang juga menarik perhatian. Anda pastinya tidak mau audiens berpikir, “Oke, lalu apa?” saat melihat carousel ads Anda, bukan? Masukkan juga call to action seperti download sekarang, selengkapnya di sini, atau belanja sekarang,

Stories Ads Sebagai Bagian dari Marketing di Instagram

Kehebatan dari stories ads adalah kemampuannya untuk “menyamar” menjadi konten Instagram yang menarik di tengah feeds pengguna. Jadi, sama sekali tidak terlihat seperti iklan. Terlebih jika kita melihat bagaimana 500 juta pengguna Instagram menonton Instagram Stories setiap harinya

Terdapat tiga tipe stories ads yang bisa Anda coba, yakni versi foto, video, atau carousel yang tadi sudah sempat dibahas. Dikarenakan satu kartu story hanya akan diputar selama 15 detik, maka Anda harus siap-siap merancang konten yang mudah dimengerti. Kuncinya ada pada pemilihan call to action. 

Walaupun Instagram sudah memasukkan tombol swipe up, ada baiknya Anda tetap memasukkan call to action seperti “swipe up untuk belanja” atau “swipe up untuk lihat promo.” Berbeda dengan konten carousel ads, stories ads lebih fokus ke aspek visual. Jadi, kurangi teks yang tidak perlu, biarkan visual yang berbicara. Satu lagi tips yang tidak kalah penting, tempatkan teks menjauh dari pojok kiri atas supaya perhatian audiens tidak tertuju pada tulisan “sponsored.” 

Ads dengan Memes

Jika target pasar Anda mengarah ke Generasi Z, maka tren iklan Instagram yang satu ini akan jadi senjata pamungkas Anda. Tidak percaya? Anda bisa melihat brand seperti Menantea yang sudah diikuti oleh ratusan ribu followers dengan konten yang humoris dan memeable. Keuntungan dari menggunakan konsep meme adalah brand Anda bisa lebih relate dengan audiens. Lalu, iklan juga terlihat lebih seperti konten organik. 

Sulitnya, Anda harus yakin bahwa konten meme yang dibuat tidak cringe atau garing. Jika bingung, Anda bisa berguru di Twitter untuk melihat tren meme yang sekarang lagi disukai. Bagi brands yang memiliki budget lebih besar, bisa melihat keberhasilan Nu Green Tea yang membuat baliho Idul Fitri yang viral di tahun 2018 lalu. 

Influencer Marketing

Influencer marketing mungkin menjadi tren iklan di Instagram yang paling populer di Indonesia. Rasanya hampir setiap brand sudah pernah bekerja sama dengan para influencers di Indonesia untuk memasarkan produk/jasa mereka. 

Alasannya, orang-orang lebih percaya dengan rekomendasi dari orang yang mereka kenal atau sukai ketimbang iklan dari brand. Sebagian pemasar juga lebih suka dengan konsep influencer marketing karena biayanya yang lebih murah daripada harga iklan konvensional, sementara efektivitasnya terbilang sama. 

Beberapa strategi pemasaran di Instagram yang bisa diterapkan bersama influencers antara lain pemakaian hashtag, acara launching produk yang mengundang influencers secara eksklusif, atau konten rekomendasi yang ditayangkan langsung di feeds influencer. Agar pemasaran Anda berhasil, pilihlah influencer dengan pengikut yang sama seperti target pasar Anda.

Instagram Live untuk Marketing di Instagram

Instagram Live

Image Source: Freepik

Instagram Live menjadi konten Instagram yang menarik karena cara kerjanya mirip seperti TV infomercial yang sempat populer di eranya. Pembawa acara bisa berinteraksi langsung dengan audiens, sementara audiens bisa melihat langsung produk/jasa ketika sedang dipakai. Beberapa brands memanfaatkan Instagram Live sebagai platform untuk mengadakan webinar atau online talkshow di tengah pandemi sambil memperkenalkan produk. 

Anda bisa mengadakan Instagram Live khusus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan audiens, mengedukasi audiens, atau memperkenalkan produk baru. Trik yang juga sangat bermanfaat untuk brand awareness adalah mengadakan Instagram Live ketika sedang menyelenggarakan acara resmi. Dengan begitu, walaupun audiens tidak bisa langsung hadir, mereka bisa turut berpartisipasi. 

Konten yang Interaktif

Engagement adalah aspek penting dalam penggunaan Instagram sebagai strategi pemasaran. Konten yang interaktif menjadi salah satu cara terbaik untuk meningkatkan brand engagement. Solusinya, gunakan Instagram Stories untuk langsung berkomunikasi dengan para pengikut. Langkah pertama, berikan pertanyaan melalui Instagram Story dengan memasukkan question box. Cara ini memudahkan audiens untuk langsung memberikan jawaban. 

Langkah kedua, buat polling di Instagram Stories dengan memasukkan stiker Instagram polls. Anda bisa memasukkan statement yang nantinya dihubungkan dengan USP (unique selling point) dari produk/jasa Anda. Cara ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui pola pikir dan ekspektasi audiens terhadap brand Anda. 

Itu dia beberapa tren marketing di Instagram yang menarik untuk Anda adopsi. Sebetulnya Anda tidak perlu repot-repot, Anda bisa mengandalkan Penulis.ID untuk merancang strategi marketing di Instagram Anda. 

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Adhika Dwi Pramudita

Hey there. My name is Adhika and I’m currently living in Jakarta. I'm one of the Penulis.ID shareholders.