Cara Membuat Headline Untuk Meraih Perhatian Pelanggan

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Bagaimana cara membuat headline untuk meraih perhatian pelanggan?

Content marketing merupakan salah satu strategi marketing yang sangat penting bagi startup untuk menarik pelanggan. Sembilan dari sepuluh perusahaan telah menggunakan konten digital sebagai salah satu strategi marketing mereka. Hal ini diperkuat oleh data dari Harvard Business Review bahwa 70% pelanggan lebih memilih untuk mengenal perusahaan melalui artikel daripada iklan.

Kemudian, Anda sudah meluangkan waktu untuk melakukan berbagai riset demi menulis konten yang informatif. Namun, setelah Anda mengunggahnya di blog, konten tersebut justru memiliki pembaca yang sedikit, begitu juga dengan jumlah share-nya. Apakah konten yang Anda tulis tersebut lantas tak seinformatif yang Anda kira?

Belum tentu.

Penyebabnya mungkin karena belum tahu cara membuat headline yang menarik. Masalahnya, data menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh orang akan membaca headline, tapi hanya dua dari sepuluh orang yang benar-benar membaca kontennya. Itulah mengapa Anda juga perlu memberikan perhatian khusus pada penulisan headline. Jika dilakukan dengan benar, headline mampu memberi peluang peningkatan traffic hingga 500%. 

Neil Patel, salah satu dari sepuluh online marketers terbaik versi Forbes, bahkan menganjurkan Anda meluangkan setidaknya separuh dari waktu yang dibutuhkan ketika menulis konten, untuk membuat headline. Namun, selama waktu yang Anda luangkan tersebut, apa saja yang harus Anda lakukan agar bisa menghasilkan headline yang menarik, engaging, dan berhasil membuat orang membaca kontennya? Inilah cara membuat headline yang menarik berdasarkan pengalaman tim Penulis.ID membantu brand nasional maupun startup besar dalam eksekusi content marketing strategy mereka.

Bedakan Antara Topik dan Headline

Headline berbeda dengan topik. (Photo Credit: Wikipedia)
Headline berbeda dengan topik. (Photo Credit: Wikipedia)

Saat menulis konten untuk blog atau website, jangan terpaku dengan headline terlebih dulu. Fokus saja menulis konten sebaik mungkin. Jika sudah selesai, baru luangkan waktu untuk menulis daftar headline atau judul. Ingat, headline tidak sama dengan topik. Topik bersifat lebih umum dan mampu meng-cover beberapa postingan blog sekali pun. Sedangkan, headline cenderung lebih spesifik dan ditujukan hanya untuk satu postingan blog.

Sebagai contoh, topik postingan blog Anda untuk bulan ini adalah fesyen anak kuliahan. Dari topik tersebut, Anda bisa menulis daftar headline yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi sebuah artikel. Misalnya seperti “X Rekomendasi Tas Kuliahan Mahasiswi yang Stylish dan Tahan Lama”, “Anti Kucel Meski Harus Kuliah Seharian”, atau “Tetap Terlihat Rapi Meski Pakai Celana Jeans ke Kampus”.

Nah, judul-judul tersebut tentu saja masih dapat diubah. Namun, setidaknya Anda memiliki gambaran harus menulis apa. Jika sudah selesai menulis salah satu artikel, Anda bisa menulis daftar judul atau headline yang lebih menarik dari judul awal tersebut. Lalu, mintalah pendapat kepada orang-orang yang seleranya Anda percaya untuk membantu menentukan judul yang paling tepat.

Bermain dengan Kata-kata

Kunci utama untuk cara membuat headline yang menarik adalah dengan memahami target audiens Anda. Dengan mengenali mereka, Anda bisa menemukan bahasa terbaik untuk terhubung dengan mereka melalui tulisan. Setelah itu, coba terapkan beberapa tips berikut ini dalam memainkan kata-kata pada headline Anda:

  • Gunakan bahasa yang “kuat” – Kata-kata seperti “tips ampuh” atau “5 hal yang dibenci orang” mampu membuat audiens tertarik untuk membaca. Namun, ingat, jangan terlalu berlebihan dalam menggunakannya.
  • Visual – Bagaimana Anda bisa mencantumkan konten visual pada headline? Riset dari HubSpot menunjukkan bahwa headline yang memiliki kata “foto” memiliki performa 37% lebih baik dibandingkan yang tidak.
  • Fokus pada “who”, bukan “why– Jika ingin membuat audiens merasa tertarik membaca konten, fokuslah pada sudut pandang “who”. Riset dari HubSpot juga menunjukkan bahwa headline yang memiliki kata “who” mampu menghasilkan CTR 22% lebih tinggi.

Tonjolkan Keunggulan Konten Tulisan

Contoh Headline yang Menarik. (Photo Credit: RJP)
Contoh Headline yang Menarik. (Photo Credit: RJP)

Meski jumlah katanya tidak panjang, headline memang cukup menantang untuk dibuat. Apabila mengalami kebuntuan, Anda bisa coba kembali membaca konten yang ditulis untuk menemukan keunggulan atau keuntungan apa yang bisa didapatkan oleh pembaca. Setelah itu, ubah keuntungan tersebut menjadi sebuah headline.

Para pembaca ingin memenuhi kebutuhan mereka. Janji atau solusi yang Anda berikan melalui headline akan memotivasi mereka untuk membacanya. Karenanya, headline harus mampu meyakinkan target audiens bahwa konten Anda memiliki jawaban yang mereka butuhkan. Tentunya, untuk bisa membuat headline yang seperti ini, Anda harus mengenali benar target audiens terlebih dulu.

Berikut adalah beberapa contoh headline yang menawarkan keuntungan atau solusi:

 

Cara Membuat Headline: Jangan Terlalu Panjang

Sebetulnya, tidak ada aturan tetap seberapa panjang atau pendek sebuah headline harus dibuat. Semua tergantung pada tujuan penulisan konten dan posisi tampilan headline Anda. Namun, jika memang ingin membuat konten Anda berada di peringkat teratas hasil pencarian Google, usahakan untuk membuat headline dengan maksimal 70 karakter agar tidak terpotong di hasil mesin pencarian.

Lalu, bagaimana jika Anda menulis konten untuk mendapat social sharing yang banyak?

HubSpot pernah melakukan sebuah analisis terkait hal tersebut. Jika ingin fokus meningkatkan social sharing di Twitter, headline terbaik adalah yang terdiri dari 8-12 kata. Sedangkan, untuk Facbeook, konten dengan headline yang terdiri dari 12-14 kata akan mendapatkan lebih banyak likes. Di sisi lain, riset yang dilakukan Outbrain mengatakan bahwa headline dengan 8 kata mampu menghasilkan CTR 21% lebih tinggi.

Cobalah untuk mengatakan headline yang Anda buat secara keras. Jika Anda merasa bahwa headline tersebut terlalu rumit untuk dilafalkan, kemungkinan besar target pembaca Anda akan merasakan hal yang sama. Jika sudah begitu, maka segera cari alternatif headline yang lain.

Gunakan Angka pada Awal Headline

Anda pasti pernah bertemu dengan konten atau artikel dengan headline seperti “7 Trik Mudah untuk Meningkatkan Traffic Website Secara Alami”, “5 Hal yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Menulis Artikel”, atau “10 Tren Digital Marketing yang Akan Merajai Tahun 2017”.

Coba perhatikan, apa kesamaan dari ketiga contoh cara membuat headline di atas?

Ya, semuanya menggunakan angka pada awal headline.

Ada alasan tertentu mengapa banyak digital marketer atau copywriter suka menggunakan angka pada headline konten mereka. Angka memberikan perasaan familiar pada diri pembaca. Ketika membaca headline yang menggunakan angka, otak pembaca mampu memperkirakan berapa lama waktu yang akan mereka habiskan untuk membaca artikel tersebut. Sejauh ini, tidak ada aturan khusus yang menyatakan angka terbaik untuk digunakan dalam headline. Namun, umumnya mayoritas orang hanya akan mengingat 3-5 poin dari artikel. Di sisi lain, terkadang angka-angka yang cenderung bersifat absurd seperti 23 atau 37 dapat menarik perhatian orang.

Mengajukan Pertanyaan Provokatif

Cara menulis headline yang bagus juga bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan. Tipe headline satu ini bahkan mampu membuat pembaca merasa lebih terlibat. Namun, perlu diingat bahwa pertanyaan pada headline harus terhubung secara langsung pada konten artikel Anda. Khusus untuk konten yang membahas tentang produk atau layanan, pastikan pertanyaan pada headline mengandung hint yang menunjukkan produk Anda memiliki beberapa keunggulan khusus.

Usahakan agar pertanyaan pada headline Anda mampu membuat pembaca menjawabnya dengan kata “ya!” seperti beberapa contoh berikut:

Harus Tetap Akurat

Dengan segala macam permainan kata-kata yang Anda lakukan pada headline, jangan sampai Anda melupakan satu faktor penting, yakni akurasi.

Dalam cara membuat headline, akurasi berperan penting karena hal inilah yang akan menimbulkan ekspektasi pada diri pembaca. Misalnya, Anda membuat konten dengan judul “7 Perusahaan yang Sukses Meningkatkan Keuntungan Hanya dengan Promosi Menggunakan Facebook”. Judul tersebut memang terdengar sangat menarik untuk dibaca lebih jauh. Namun, Anda juga harus bisa mengonfirmasi bahwa ketujuh perusahaan tersebut benar-benar tidak menggunakan platform marketing yang lain. Intinya, headline yang Anda buat harus mampu menggambarkan konten Anda secara akurat.

Untuk memastikan bahwa headline Anda sudah akurat dengan konten, Anda bisa menggunakan klarifikasi menggunakan tanda kurung kotak “[…]” seperti ini: “[Interview] John Mayer Membeberkan Proses Kreatif dalam Menulis Lagu”. Terlebih, data dari HubSpot menunjukkan bahwa headline dengan klarifikasi serupa mampu memberi performa 38% lebih baik daripada yang tidak.

Melalui klarifikasi menggunakan tanda baca tersebut, Anda telah memberi ekspektasi yang jelas pada pembaca. Jika Anda memberikan ekspekstasi yang tinggi pada headline dan ternyata konten Anda tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut, kemungkinan besar Anda akan kehilangan kepercayaan pembaca.

Lakukan Tes Sebelum Tekan Publish

Anda dianjurkan untuk menulis daftar berisi sebanyak mungkin headline terlebih dulu. Lalu, bagaimana Anda bisa memilih headline yang tepat untuk diunggah?

Pertama, Anda bisa melakukan brainstorming dengan anggota tim atau orang-orang kepercayaan Anda untuk meminta pendapat mereka. Siapa tahu ternyata ada beberapa dari mereka yang memiliki usul headline lebih bagus. Semakin banyak kepala, maka akan semakin banyak ide yang masuk.

Kedua, Anda bisa menggunakan perangkat khusus untuk melakukan tes seberapa catchy headline Anda. Perangkat ini dinamakan EMV Headline Analyzer. EMV merupakan singkatan dari Emotional Marketing Value. Anda hanya perlu memasukkan headline ke kotak yang disediakan. Nantinya, headline Anda akan dianalisis dan dinilai berdasarkan jumlah kata EMV yang dimiliki dibandingkan jumlah kata secara keseluruhan. Mayoritas copywriter biasanya mendapatkan nilai 30%-40% EMV pada headline yang dibuat.

Setelah mengunggah konten dan headline, jangan lupa untuk terus menganalisis hasil performanya. Catatlah headline seperti apa yang mendapat performa paling baik, mulai dari social share, like, CTR, dan lain sebagainya. Jadikan informasi tersebut sebagai cara membuat headline yang menarik ke depannya. Anda pun dipersilakan untuk memanfaatkan jasa content marketing agency dalam merencanakan hingga memproduksi konten. Jangan sampai bisnis Anda ketinggalan dalam dunia digital marketing, ya!

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Biru Cahya Imanda

Vice President of Content at Penulis.ID
Book addicts and love to write about anything! Currently Vice President of Content at Penulis.ID