Skill CMO yang Harus Anda Kuasai pada Tahun 2016

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Dalam sebuah perusahaan, Chief Marketing Officer (CMO) bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan marketing yang berlangsung. Seiring dengan berjalannya waktu, peran seorang CMO pun berkembang. Dengan adanya era digital, tanggung jawab CMO jadi lebih kompleks dibanding sebelumnya. Tidak hanya harus merancang strategi marketing, CMO juga dituntut untuk selalu meng-update diri terhadap perkembangan teknologi terkini.

Akibatnya, CMO yang dulunya cenderung lebih sering berkutat dengan hal-hal berbau strategi kreatif, sekarang juga harus menjangkau aspek-aspek teknikal dan elemen-elemen data ilmiah. Seperti yang dilansir oleh Hubspot, The Economist menyebut era ini sebagai “entrepreneurial CMO”. Istilah tersebut mengacu pada sebuah generasi baru di mana para petinggi marketing akan muncul ke permukaan berkat skill profesional mereka yang mencangkup kecepatan, ketangkasan, melek teknologi, serta kemampuan untuk menyesuaikan budget yang ketat.

Bukan hanya peran CMO saja yang semakin kompleks seiring dengan kemajuan era digital, melainkan juga skill dan pengetahuan yang mereka butuhkan agar dapat selalu sukses. Tim Penulis.ID akan mengulas beberapa skill CMO yang harus Anda kuasai pada tahun 2016 untuk dapat mendapatkan kesuksesan.

 

Menjadi Pencerita yang Ulung

Sebagai CMO, Anda dan tim mungkin telah memproduksi iklan terbaik yang pernah ada, namun hal tersebut akan menjadi percuma apabila para konsumen sama sekali tidak menghiraukannya. Seiring dengan berkembangnya era digital, semakin menurunlah jenis marketing yang bersifat menginterupsi seeprti iklan pada media masa. Kini, untuk memenangkan perhatian para konsumen yang notabene melek teknologi, Anda harus mampu untuk mendidik sekaligus menghibur mereka.

storytelling-quote

Source: goinswriter

Tahun lalu, Forbes memprediksi bahwa tahun 2015 akan menjadi momen bagi CMO untuk berperan sebagai penerbit merek. Anda akan menginspeksi seluruh elemen dari brand engagement, meningkatkan kualitas output, serta memperbaiki nilai keuntungan dari interaksi digital dengan konsumen dan klien prospektif Anda.

Bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi bahwa kini konsumen lebih terhubung daripada sebelumnya, dengan gadget di tangan yang membuat mereka mudah melakukan komunikasi satu sama lain. Hal tersebut membuat mereka aktif mencari informasi. Kini mereka tidak akan terjangkau dengan jenis-jenis iklan bersifat “memaksa” yang diletakkan pada media massa.

 

Kemampuan Menganalisis Data

Teknologi telah mengubah cara kita dalam mendapatkan insights dan melakukan strategi marketing terhadap calon pelanggan. Kini, pelaku marketing cenderung mendapatkan insight dari sumber-sumber teknikal. Mereka harus cerdik memperlakukan data, mulai dari cermat menggalinya hingga mencari tahu hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh audiens.

person-with-tablet-containing-graphical-information-on-desk

Source: wisegeek

Pihak yang memegang kendali atas data-data untuk kepentingan marketing tersebut adalah CMO. Tidak hanya sering berkomunikasi dengan Chief Executive Officer (CEO), CMO juga dituntut untuk memiliki hubungan dekat dengan Chief Information Officer (CIO) dan Chief Financial Officer (CFO). Riset yang dilakukan oleh IBM menunjukkan bahwa perusahaan dengan CMO dan CIO yang bekerja sama secara baik memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meningkatkan keuntungan hingga 76%.

Oleh sebab itu, Anda harus mampu menemukan data-data yang tepat untuk menciptakan perubahan yang baik pada perusahaan Anda. Jangkau target konsumen Anda, ciptakan image yang baik, dan Anda pun akan mendapatkan data-data yang bisa Anda olah sebagai insight. Hal ini menunjukkan bahwa data bukan lagi hal yang digunakan untuk membahas tentang kejadian masa lalu. Sebaliknya, ia justru sangat bermanfaat bagi masa depan untuk membentuk dan menyampaikan produk Anda.

 

Mendobrak Mentalitas “Silo”

Silo merupakan sebuah mentalitas yang muncul di perusahaan ketika departemen atau divisi tertentu tidak berkenan untuk membagi informasi mereka dengan divisi lain. Akibatnya, hal tersebut bisa menurunkan tingkat efisiensi dan bahkan berkontribusi dalam hilangnya produktivitas dalam perusahaan. Sayangnya, keberadaan silo ini hampir selalu ada pada setiap bisnis. Forbes bahkan mencatat bahwa 65% pelaku marketing mengalami silo dalam divisi mereka.

silo

Source: ridagroup

Tidak hanya menimbulkan ketegangan dalam hubungan anggota tim, adanya silo juga mampu mengganggu usaha Anda dalam memberikan kepuasan pada konsumen. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keterpaksaan untuk memberikan data yang tidak lengkap. Untuk mendobrak silo, cobalah untuk mengembangkan komunikasi di antara anggota-anggota tim yang mengalaminya. Carilah teknologi yang dapat menyatukan data sehingga Anda dapat melihat konsumen sebagai satu gambar besar. Jangan segan untuk menegur tim Anda dengan mengatakan bahwa silo dapat menurunkan kepuasan konsumen Anda.

 

Semakin Tangkas dan Cekatan

CMO pada era digital dituntut untuk dapat melakukan navigasi terhadap perubahan dunia marketing secara mulus, terutama memimpin tim dalam menerapkan strategi yang customer-oriented, data-driven, dan segmented-marketing. CMO yang tangkas tidak hanya menunggu perencanaan marketing selesai untuk menganalisis hasil dan membuat penyesuaian.

agile-employees

Source: career-intelligence

Sebaliknya, CMO harus memimpin tim untuk mengubah informasi real-time dan feedback yang masuk menjadi analisis yang berguna. Gunakan hasilnya untuk melakukan koreksi pada strategi marketing yang sedang berjalan. Jadi, Anda pun bisa sekaligus melakukan tes tanpa harus menunggu hingga memulai strategi marketing baru. Menurut website CMO.com, ada tiga hal yang harus Anda perhatikan untuk dapat menjadi CMO yang tangkas, yakni pemberian kebebasan bagi tim untuk bereksperimen, memberi kewenangan pada mereka, dan memastikan bahwa seluruh pihak mempunyai komitmen tinggi terhadap proses yang dijalani.

 

Mengedepankan Pelanggan

Sadarkah Anda bahwa kini mayoritas konsumen menggunakan beberapa media dan perangkat sekaligus untuk terhubung dengan internet? Keaktifan mereka dalam era digital kini membuat mereka menuntut adanya pengalaman baik terhadap produk yang Anda jual. Untuk memegang kunci loyalitas mereka, Anda harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi masalah mereka. Kabar baiknya, Anda sebagai CMO memiliki keuntungan untuk melihat kebutuhan mereka yang belum terjawab.

cust

Source: anandfoodproducts

Anda bisa memulainya dengan menetapkan budaya “customer-obsessed”. Seorang CMO mampu harus mampu mengembangkan nilai dari budaya tersebut dan mengatur ekspektasi pada seluruh bagian perusahaan demi mewujudkannya. Seperti yang dikatakan oleh Bill Macaitis, CMO dari Slack, “Jika Anda percaya bahwa brand merupakan kumpulan dari pengalaman-pengalaman pelanggan, maka setiap orang di perusahaan harus memberikan pengaruh positif terhadap pengalaman tersebut.”

Untuk melakukannya, Anda harus memastikan bahwa seluruh pegawai memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang dapat memberi dampak positif pada konsumen. Ketika merasa dipercaya dan dihargai, mereka akan termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik pada konsumen. CMO yang mengutamakan konsumen juga pasti akan menyadari bahwa menciptakan pengalaman positif dapat membangun loyalitas dan mengubah konsumen regular menjadi lebih vokal. Dengan begitu, mereka akan “membantu” untuk mempromosikan brand milik perusahaan Anda.

 

Berpikir Seperti Seorang CEO

Sama halnya seperti seorang CEO yang bertanggung jawab mengembangkan strategi untuk memproduksi hasil bisnis yang positif, begitu juga dengan CMO. Artinya, Anda tidak boleh terlalu terpaku dengan kesuksesan jangka pendek. Caranya dengan “melihat” ke luar departemen marketing. Pada suatu wawancara, Liz Miller selaku Senior Vice President dari CMSWire membagi pemikirannya bahwa seiring dengan perubahan tujuan bisnis, waktu, dan perilaku konsumen, CMO harus mampu menjadi orang yang menyatukan semua pihak dalam perusahaan.

ceo

Source: mdsalaries

Dengan begitu, CMO dapat menyelaraskan tujuan yang terkait dengan penjualan, kepuasan konsumen, dan area-area fungsional lain untuk mendapatkan gambaran tentang pencapaian perusahaan pada beberapa tahun mendatang, serta bagaimana marketing dapar berkontribusi terhadap kesuksesan tersebut. Dengan kata lain, seorang CMO harus terus melakukan prediksi dan analisis tentang situasi pasar dan bagaimana departemen marketing dapat berperan untuk masa depan perusahaan.

 

Dapat disimpulkan kini CMO tidak hanya bertanggung jawab sebagai pemimpin dari departemen marketing. Memasuki tahun 2016, CMO telah bertransformasi menjadi seorang pemimpin bisnis yang diharapkan mampu menjangkau pimpinan lain dalam perusahaan, mulai dari CIO hingga CEO. Dengan kata lain, agar dapat berkembang, CMO dituntut untuk menjadi seorang ahli digital, bergelut dengan analisis data, mampu memberikan pengalaman positif pada konsumen melalui berbagai platform, dan berdedikasi untuk mencapai hasil bisnis yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

 

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Biru Cahya Imanda

Vice President of Content at Penulis.ID
Book addicts and love to write about anything! Currently Vice President of Content at Penulis.ID