Apa yang Anda lakukan ketika melihat sebuah pesan e-mail marketing dari perusahaan tertentu masuk pada kotak masuk Anda? Sebagian besar dari Anda pasti akan membiarkannya atau segera menghapusnya tanpa dibaca terlebih dulu. Semakin parah lagi apabila penerimanya menganggap e-mail tersebut sebagai spam. Mengganggu.
Jangan sampai e-mail marketing yang Anda tulis mengalami hal sama. Meski mungkin terkesan jadul apabila dibandingkan dengan strategi digital marketing lain seperti media sosial, e-mail marketing masih bisa memberikan performa baik selama Anda tahu cara membuat copy yang tepat. Bahkan jika e-mail marketing Anda memiliki desain yang “wow”, subscribers tetap akan menganggapnya sebagai spam jika tidak dibarengi dengan konten yang ditulis dengan baik.
Lalu, bagaimana Anda dapat mengirim e-mail marketing yang baik, benar, dan tentunya tidak dianggap spamming? Tentunya Anda harus rajin melatih kemampuan copywriting agar bisa diterapkan pada penulisan subject dan body e-mail marketing.
Gunakan Bahasa yang Actionable pada Subject
Salah satu aspek penentu dari e-mail marketing yang efektif adalah penulisan subject. Aspek satu ini menjadi semacam gerbang pada e-mail marketing Anda. Tidak akan ada subscriber yang akan membaca tulisan jenius Anda pada body e-mail jika mereka tidak cukup tertarik untuk membuka e-mail marketing Anda terlebih dulu. Ketertarikan tersebut ditentukan dari penulisan subject. Anda bisa menggunakan bahasa yang actionable. Salah satu caranya adalah dengan menyisipkan kata kerja seperti “download”, “buy”, “ask”, “reserve”, dan lain sebagainya. Dengan adanya kata kerja, pembaca akan mengetahui apa yang bisa mereka lakukan di dalam e-mail.
Photo Credit: provisual.com
Meski begitu, bahasa yang actionable tidak selalu bergantung pada kata kerja. Hal ini jutsru bisa memungkinkan Anda memiliki lebih banyak ruang untuk bermain dengan kata-kata. Tentunya Anda harus tetap memastikan bahwa bahasa yang digunakan benar-benar jelas bagi penerima sehingga mereka tau apa yang bisa mereka lakukan dengan informasi di dalam e-mail marketing. Taktik ini pernah diterapkan oleh TicketMaster, yang menuliskan kalimat “Don’t Miss Bruce Springsteen and the E Street Band” pada kolom subject mereka. Meskipun tidak meminta subscriber untuk membeli tiket secara eksplisit, pembaca tetap mengetahui apa yang bisa mereka lakukan dengan informasi di dalam e-mail.
Subject dan Isi Harus Sesuai
Photo Credit: verticalresponse.com
Menulis subject untuk e-mail marketing tidak hanya harus catchy dan mampu membuat orang membuka pesan Anda, namun juga pastikan bahwa konten di dalamnya mampu memberi hal yang Anda janjikan pada subject. Bukan hanya terkesan tidak profesional karena memberikan janji palsu, namun ketika pembaca tidak mendapatkan hal yang dijanjikan, click-through rate Anda akan menurun.
Personalisasi Sebisa Mungkin
E-mail marketing yang menggunakan segmentasi cenderung memiliki level performa yang lebih tinggi dibandingkan dengan e-mail marketing yang tidak. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Direct Marketing Association. Dilansir dari blog hubspot.com, studi tersebut menunjukkan bahwa email marketing yang menggunakan segmentasi mampu meningkatkan keuntungan hingga 58% marketer yang mengikuti survei. Sebanyak 36% di antaranya dipicu oleh e-mail yang dikirim ke beberapa target audiens terpilih.
Photo Credit: blog.mailify.com
Semakin tersegmentasi isi e-mail Anda, semakin baik Anda dalam menulis subject yang bersifat personal, sehingga kontennya pun relevan dengan kebutuhan penerima. Pada beberapa kasus, mungkin nantinya Anda harus membedakan subject untuk para subscribers. Tidak apa-apa, yang penting setiap subject tersebut mampu membuat penerima membuka e-mail marketing Anda dan membaca isinya hingga habis.
Tulis dengan Sudut Pandang Orang Kedua
Photo Credit: keyword-suggestions.com
Menulis dengan sudut pandang orang kedua berarti menggunakan kata sapa “Anda”, “kamu”, atau “you”. Hal ini akan membuat konten e-mail terfokus pada pembaca, bukan Anda. Bukan berarti Anda tidak dapat menyebut brand Anda sendiri atau menyebut diri dengan sebutan kami, namun setidaknya usahakan agar konten e-mail memiliki lebih banyak kata dengan sudut pandang orang kedua tersebut. Hal ini dapat menjadi taktik yang smooth untuk membantu Anda tetap value-oriented.
Pertimbangkan Unsur Relevansi
Sama halnya dengan kata-kata pada subject yang harus relevan dengan menerapkan personalisasi, begitu juga pesan di dalam e-mail marketing Anda. Jangan hanya mencantumkan hashtag tertentu pada bagian atas body e-mail untuk meyakinkan pembaca bahwa tulisan Anda relevan dengan kebutuhan mereka. Pada bagian awal, jelaskan mengapa Anda mengirim e-mail marketing tersebut.
Photo Credit: ordinarybeliever.com
Anda bisa meniru strategi yang dlakukan oleh Warby Parker. Mereka mengirim e-mail kepada subscriber untuk mengingatkan tentang lensa kontak yang kadaluarsanya hendak habis. Mereka pun menawarkan bantuan bagi pelanggan untuk mendapatkan kacamata baru sebelum kadaluarsanya benar-benar habis. Bayangkan jika Warby Parker langsung menawarkan kacamata baru tanpa memberi tahu info tetang kadaluarsa, penerima e-mail pasti akan bingung mengapa tiba-tiba Warby Parker mengirimkan e-mail tersebut.
Fokus pada Keuntungan, Bukan Fitur
Sebagai pemilik atau pegawai di perusahaan, Anda tentu tahu nilai yang terkandung pada e-mail marketing brand Anda, tapi tidak begitu halnya dengan para penerima. Sudah menjadi tugas Anda untuk menjelaskannya kepada mereka. Madalahnya, mayoritas e-mail marketing hanya menjelaskan fitur yang ditawarkan tanpa memberi tahu keuntungan yang bisa didapatkan. Bahkan jika brand Anda hendak mengirimkan informasi mengenai diskon, tetap jelaskan keuntungan apa yang bisa didapatkan dari diskon tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Photo Credit: conductor.com
Mungkin Anda bisa belajar dari e-mail marketing yang dikirim oleh fashion brand internasional, Banana Republic. Mereka mengirim e-mail dengan tujuan mempromosikan produk celana pendek kain, namun mereka tidak serta merta menyuruh pembaca untuk membeli produk tersebut. Pada e-mail marketing, Banana Republic menonjolkan nilai serba guna yang ada pada celana pendek mereka. Melalui copywriting yang singkat, padat, dan jelas, Banana Republic menjelaskan bahwa produk celana pendek mereka bisa dikenakan untuk bersantai maupun sedikit formal, Banana Republic bahkan mencantumkan foto untuk memberi ide pada para pembaca tentang maksud mereka.
Tunjukkan Kesan Menyenangkan
Hanya karena e-mail marketing bertujuan untuk menginformasikan sesuatu, bukan berarti Anda tidak bisa membuatnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Jika dilakukan dengan benar, e-mail dapat menjadi media yang efektif untuk menonjolkan karakter brand Anda, sehingga membantu Anda dalam membangun hubungan yang berarti dengan orang-orang pada daftar e-mail Anda. Terlebih, memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk orang lain dimulai dan diakhiri dengan cara Anda melakukan komunikasi dengan mereka.
Photo Credit: a2ua.com
Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan dalam pembuatan e-mail marketing adalah mencantumkan seluruh cerita dalam konten e-mail, sehingga isinya terlihat penuh. Padahal, coba pikirkan diri Anda sendiri. Ketika membuka e-mail marketing, kemungkinan besar Anda pasti tidak membaca seluruh kata yang tertera di sana. Anda hanya akan melakukan scanning untuk poin-poin penting yang disampaikan, baru setelah itu melakukan pengambilan keputusan terkait isi e-mail.
Oleh sebab itu, selain beberapa poin yang telah disebutkan di atas, usahakan untuk memberi tulisan yang singkat, padat, dan jelas dalam setiap konten e-mail marketing Anda. Less is more.
Biru Cahya Imanda
Latest posts by Biru Cahya Imanda (see all)
- Contoh Strategi Content Marketing Indonesia yang Sangat Sukses - October 5, 2018
- 5 Tips Membuat Kata-Kata Pembukaan Untuk Website Anda - September 28, 2018
- 6 Cara Menulis Artikel Untuk Keperluan Content Marketing - August 20, 2018