Bagi Anda yang berkutat dengan content blogging, SEO, atau sejenisnya, mungkin sangat familiar dengan alat yang satu ini, Google Keyword Planner. Baik Anda ingin melakukan paid search campaign atau menentukan konten seperti apa yang akan dibuat, penggunaan alat ini bisa dibilang merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan. Ini karena Google Keyword Planner memberikan angka-angka yang dapat Anda gunakan untuk menentukan strategi penggunaan keyword selanjutnya.
Satu hal yang mungkin membuat beberapa dari Anda bertanya-tanya, apakah benar angka-angka yang disajikan di Google Keyword Planner benar-benar terpercaya? Memang pada dasarnya Google memberikan data yang valid dan benar. Namun, ada rahasia besar tersembunyi dibalik angka-angka tersebut bahkan mungkin tidak pernah Anda duga sebelumnya. Tips SEO sederhana kali ini adalah beberapa rahasia gelap Google Keyword Planner yang wajib Anda ketahui untuk memaksimalkan keyword research dan membuat pilihan yang tepat untuk situs Anda.
Rahasia #1: Pembulatan angka rerata
Hingga saat ini, data yang diasjikan di Google Keyword Planner adalah “Average Monthly Search Volume” atau search volume rata-rata tiap bulannya. Data inilah yang menjadi basis untuk menentukan keyword mana yang ingin digunakan oleh penggunanya. Data yang diberikan memang benar adanya, namun apakah Anda boleh percaya dengan angka ini?
Jawabannya, iya dan tidak. Memang benar bahwa angka tersebut diambil dari setiap kali Google digunakan oleh banyak orang. Validitas datanya pun terjamin. Namun, yang jadi masalah adalah angka pembulatannya.
Misalnya, Anda memiliki situs berita olahraga dan diberikan dua pilihan keyword ‘sepak bola’ dan ‘bulutangkis’. Keduanya memiliki skor Average Monthly Search Volume yang sama, yakni 100K-1M. Namun angka sebenarnya tidak dijelaskan secara rinci. Bahkan, bisa jadi salah satu keyword memiliki gap search yang cukup besar, sekitar ratusan ribu search. Tentu hal ini mempengaruhi pemilihan keyword Anda.
Gap sebesar itu sebenarnya terjadi karena algoritma pembulatan Google Keyword Planner. Untuk mengetahui mana dari dua keyword tersebut yang lebih besar volumenya, Anda dapat melihatnya pada bagian ‘Suggested Bid’. Di bagian tersebut tertera angka estimasi yang harus dibayar ketika ingin menggunakannya untuk PPC campaign. Lihatlah angka yang paling besar, maka, secara logika, itu adalah keyword yang terbaik untuk Anda.
Rahasia #2: Pengelompokan traffic
Google Keyword Planner menggunakan sistem pengelompokan keyword yang dibuat berdasarkan traffic volume. Dahulu, traffic keyword ditunjukkan dengan angka tertentu. Angka tersebut bukanlah banyaknya penggunaan keyword atau bahkan volume terdekat, melainkan angka yang memang lebih dekat dengan kelompok volume selanjutnya. Misalnya sebuah keyword memiliki traffic sebesar 201.000. Bisa saja angka sebenarnya mencapai 202.000 atau bahkan 213.000.
Saat ini, pengelompokan traffic keyword ditunjukkan dengan range traffic, misalnya 100K-1M. Tidak ada angka yang pasti untuk menunjukkan mana keyword yang memiliki traffic lebih besar. Sekali lagi, tips SEO sederhana berikutnya adalah untuk mencermati angka pada bagian suggested bid, karena bisa sangat mempengaruhi pemilihan keyword terbaik Anda.
Rahasia #3: Keyword tersembunyi
Situasinya begini, salah satu keyword di situs Anda merupakan keyword paling besar yang saat ini jadi leads utama Anda dalam mendapatkan traffic. Namun ketika Anda masukkan keyword tersebut di Google Keyword Planner, justru tidak muncul di bagian rekomendasi keyword. Padahal, bila Anda mengetikkan keyword tersebut di mesin pencari Google, hasilnya sungguh luar biasa besar. Kemungkinan besar keyword yang Anda gunakan adalah keyword yang disembunyikan dari Google Keyword Planner atau biasa disebut sebagai ‘Hidden Keyword’.
Mencengangkan? Sepertinya begitu. Tapi hal ini benar terjadi. Russ Jones dari Moz sempat melakukan penelitian sederhana mengenai hal ini. dia kemudian menggunakan keyword planner berbayar untuk mencari tahu rekomendasi keyword yang dimunculkan oleh keyword planner tools lain.
Hasilnya, dari 10 rekomendasi keyword teratas yang diberikan dengan main keyword yang sama, hanya ada 4 rekomendasi yang sama-sama muncul di Google. Lebih mencengangkan lagi, setelah menganalisa lusinan rekomendasi keyword Google, hanya ada 35% rekomendasi yang muncul sebagai keywords dengan pengunjung terbanyak. Jones pun menyimpulkan bahwa Google Keyword Planner mencoba memperluas jaringan search agar tidak selalu di keyword yang sama.
Tentu hal ini akan sangat merugikan bagi Anda, mengingat banyak potensi yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk pasar yang lebih besar. Untuk mengakalinya, Anda dapat menggunakan short-tail keyword untuk mencari keyword dengan traffic terbesar. Namun, tidak ada salahnya bila Anda mencari tools lain pengganti Google Keyword Planner bila ingin mencari hal yang berbeda.
Rahasia #4: Inkonsistensi kombinasi kata
Pernahkah Anda menuliskan ejaan yang salah dan kemudian dikoreksi oleh Google dengan kata ‘showing result for [ejaan yang benar]? Fitur ini memang memberikan kemudahan bagi para pencari, namun ternyata hal ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran keyword volume. Lalu, bagaimana Google menanggapi hal ini? Apakah traffic tersebut masuk ke keyword dengan ejaan benar atau dibedakan sesuai dengan keyword yang salah?
Ternyata Google Keyword Planner menyendirikan salah ejaan ini dan bahkan memiliki kelompok traffic tersendiri. Google tidak menyamakan hal tersebut ke keyword yang dimaksud. Bahkan, Google juga mengelompokkan salah eja ini ke dalam salah satu rekomendasi long-tail keyword yang ada.
Masalahnya, Google tidak konsisten ketika berhubungan dengan salah eja ini. Coba saja Anda mengetik ‘facebook.com’ dan ‘facebook com’ di kolom keywords search. Hasilnya, sama besar. Secara logika, tentu kedua ejaan tersebut tidak mungkin memiliki volume traffic yang sama besar. Nyatanya, Google menyamakan keduanya, baik di organic search result dan volume. Tips SEO sederhana berikutnya adalah untuk selalu memeriksa inkonsistensi kombinasi kata ini.
Hati-hati banyak rekomendasi keywords yang aneh. (Photo Credit: Alpha)
Rahasia #5: Rekomendasi keywords yang aneh
Mungkin sering kali Anda menemukan rekomendasi keyword yang aneh dan bahkan tidak relevan dengan keywords Anda. Misalnya, Anda menuliskan keyword ‘soto betawi’. Mungkin Anda akan menebak rekomendasi keyword akan berisi keyword-keyword seperti ‘soto lamongan’ atau ‘soto tangkar’. Kenyataannya, keyword yang muncul justru ‘bir pletok’ atau ‘kerak telor’. Tidak ada kata ‘soto’ atau ‘betawi’ sekalipun.
Hal ini sebenarnya merupakan keuntungan Anda sebagai pengguna Google Keyword Adword. Ini karena tools ini menggunakan bukan hanya frasa kata untuk membangun keyword rekomendasi mereka, namun juga apa bagaimana pengguna mesin pencari menemukan sesuatu yang relevan dengan apa yang mereka cari.
Namun tetap saja, Anda harus berhati-hari dalam memilih keyword demi keyword yang akan Anda gunakan untuk kampanye Anda. Tentu tidak semua rekomendasi aneh ini cocok untuk situs Anda. Celakanya, banyak webmaster yang sering secara membabibuta memasukkan semua rekomendasi Google Keyword Planner untuk melakukan kampanye mereka. Jangan sampai ini terjadi pada Anda. Tips SEO Sederhana yang harus Anda lakukan adalah selalu berhati-hati dalam menggunakan rekomendasi keywords, terutama keywords yang tidak relevan dengan bisnis Anda.
Menarik apabila kita melihat bagaimana Google Keyword Planner menyembunyikan kenyataan ini dari publik. Namun tentu, Google pasti memiliki alasan besar untuk tidak mengumumkannya. Meski begitu, dengan mengetahui kenyataan di balik fakta-fakta tersebut, diharapkan Anda dapat menemukan solusi terbaik untuk mencari keyword yang Anda suka. Semoga beruntung!
Ricza Try Wicaksono
Latest posts by Ricza Try Wicaksono (see all)
- Pentingkah Keyword untuk SEO? - April 23, 2018
- Jangan Pernah Lakukan Teknik SEO Kuno yang Tidak Lagi Efektif Ini! - April 16, 2018
- Tips SEO Sederhana: Rahasia Gelap Google Keyword Planner - April 9, 2018