Perbedaan Mendasar Marketing B2B dengan B2C

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Jika Anda telah memiliki bisnis atau baru ingin membuat bisnis, ada dua jenis dasar dari bisnis yaitu business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Keduanya, B2B maupun B2C memiliki jenis model bisnis yang sangat berbeda, mulai dari segmen customer, strategi marketing, modal, sampai bagaimana rencana bisnis Anda kedepannya.

Sekarang kami akan mencoba menjelaskan dahulu apa perbedaan dari B2B dengan B2C, kemudian kami akan membahas bagaimana perbedaan strategi marketing keduanya. Selain itu kami juga akan membahas bagaimana tips marketing B2B dan B2C lalu bagaimana caranya menjual bisnis ke perusahaan. Akan tetapi sebelum itu, sesuai urutan, kami akan mengajak Anda untuk mengetahui apa sebenarnya B2B dan B2C.

 

Apa itu business to business atau B2B?

bisnis

[Photo Credit: B2B]

Business to business atau B2B adalah transaksi yang dilakukan secara elektronik maupun fisik dan terjadi antara entitas bisnis satu ke bisnis lainnya. Ketika Anda melihat yang di garis tebal, B2B merupakan penjualan produk atau jasa yang diberikan oleh bisnis tersebut dan diperuntukkan untuk bisnis lain, bukan kepada customer.

Contohnya, Anda mempunyai perusahaan kuliner yang bergerak di bidang katering. Lalu karena bisnis yang Anda punyai adalah bisnis katering yang cukup besar, jadi Anda mempunyai target pasar para perusahaan. Jadi jasa katering Anda diperuntukkan untuk perusahaan yang mempunyai karyawan cukup banyak, inilah yang disebut dengan B2B karena bisnis atau jasa Anda diperuntukkan untuk perusahaan lain. Jika bisnis katering Anda diperuntukkan untuk perorangan atau grup, itu berarti bisnis Anda business to costumer bukan B2B.

 

Bagaimana dengan business to customer atau B2C?

bisnis1

[Photo Credit: B2C]

Kebalikan dari B2B, business to customer atau B2C adalah bisnis yang melakukan pelayanan atau penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau grup secara langsung. Dengan kata lain, bisnis yang Anda lakukan berhubungan langsung dengan konsumen bukan perusahaan atau bisnis lainnya.

Untuk contohnya, Anda misalkan mempunyai bisnis sembako. Ketika Anda menjual barang kepada konsumen perorangan, itu berarti bisnis Anda B2C alias business to customer. Akan tetapi jika Anda menjual sembako dalam jumlah besar kepada bisnis lain, itu berarti bisnis Anda adalah B2B bukan lagi B2C.

Secara garis besar hampir semua produk B2C dapat menjadi produk B2B, tetapi produk B2B sangat sedikit digunakan oleh konsumen perorangan secara langsung. Sebagai contoh bisnis katering Anda tidak bisa Anda dijual perorangan, tetapi bisnis sembako bisa Anda jual sesama pebisnis.

 

Sekarang tentang perbedaan strategi marketing B2C dan B2B

Setelah mengetahui perbedaan mendasar antara B2C dan B2B sekarang kami akan membahas bagaimana perbedaan strategi marketing keduanya. Strategi marketing mempunyai faktor yang cukup siginifikan terhadap kelangsungan bisnis, karena ketika Anda salah melakukan strategi marketing, bisnis Anda bisa rugi cukup besar.

Jika melihat secara risiko, bisnis atau produk dari B2B memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan B2C. Dikarenakan produk yang Anda hasilkan harus dalam jumlah yang cukup besar, biaya perawatan dan pembuatan yang harus Anda keluarkan juga sedikit lebih besar.

Kita akan ambil contoh bisnis katering (B2B), jumlah risiko mengalami kerugian lebih besar daripada bisnis sembako (B2C). Akan tetapi keuntungan yang didapat jauh lebih besar bisnis katering daripada bisnis sembako.

 

Bagaimana strategi marketing di B2C?

Sekarang kita akan membahas satu persatu bagaimana strategi marketing dari B2C maupun di B2B. Marketing B2C atau business to customer kuncinya adalah bagaimana caranya Anda bisa memainkan emosi pelanggan, membuat iklan yang menarik, harga yang bersaing serta kualitas produk yang bagus. Sekali lagi kami akan mengatakan bahwa kepercayaan pelanggan di dunia bisnis adalah nomor 1, tinggal bagaimana Anda bisa melakukan beberapa strategi marketing untuk mendapatkan kepercayaan tersebut.

Kami akan mencontohkan strategi marketing di B2C di bisnis sembako. Strategi sederhananya adalah Anda bisa membuat harga yang sangat bersaing. Untuk itu sangat penting Anda mengetahui beberapa pesaing Anda yang sejenis. Ketika bisnis lain mempunyai harga beras lebih murah, Anda harus mempunyai strategi bagaimana membuat beras dengan harga lebih murah tetapi kualitas sama atau bahkan lebih baik.

Selain itu Anda bisa membuat iklan yang eye catching dan kalau bisa sangat menarik perhatian. Para pelanggan akan sangat tertarik dengan iklan-iklan yang tidak biasa dan agak sedikit nyeleneh.

 

Lalu bagaimana dengan cara marketing di B2B?

bisnis2

[Photo Credit: Strategi Marketing]

Strategi marketing B2B adalah bagaimana Anda bisa membuat calon pelanggan Anda percaya terhadap kualitas brand Anda. Pelanggan Anda yang merupakan pemilik bisnis tentu akan membandingkan seberapa kuat brand Anda dengan brand lain, serta apakah brand Anda ini dapat dipercaya.

Maka dari itu Anda harus memperkuat kualitas bisnis Anda. Bagaimana kualitas produk Anda, kualitas pelayanan Anda sampai komunikasi dengan pelanggan Anda harus terus diperbaiki. Ketika pelanggan Anda adalah bisnis/perusahaan, Anda harus membangun relasi yang cukup kuat di sektor bisnis ini.

“Perbedaan mendasar dari target marketing B2B adalah pelayanan, kualitas produk dan kepercayaan. Sedangkan pada B2C yang harus Anda dahulukan lebih kepada kepuasaan pelanggan terhadap produk serta harga yang bersaing.”

 

Bisnis B2B dan B2C mempunyai target marketing yang sangat berbeda

Bisnis B2B dan B2C sudah jelas mempunyai target marketing yang sangat berbeda, untuk B2C Anda mempunyai target marketing perorangan atau grup. Lalu untuk B2B, target marketing Anda adalah bisnis/perusahaan. Serta yang menjadi perbedaan lagi adalah kemampuan pembelian antara B2C dan B2B sangat berbeda, untuk B2C Anda tidak bisa memprediksi daya beli calon pelanggan Anda. Tetapi untuk B2B Anda bisa mempunyai calon pelanggan yang mempunyai daya beli sangat tinggi, karena target marketing Anda perusahaan/bisnis yang sudah besar dan tentu mempunyai uang yang cukup banyak.

Di B2C Anda bisa membuat promosi di sosial media dan membuat website karena disitulah seharusnya Anda akan mempunyai banyak calon pelanggan. Di sosial media, Anda bisa berinteraksi dengan pelanggan dan membuat “fans” Anda sendiri. Selain sosial media dan website, Anda juga bisa membuat strategi marketing iklan di media cetak atau brosur. Cara ini bisa berguna ketika Anda akan memasuki pasar baru.

Sedangkan untuk target marketing B2B tentu sangat berbeda. Para pebisnis atau perusahaan tidak akan langsung tertarik dengan produk yang Anda iklankan di internet atau di brosur-brosur. Ketika volume pembelian yang dilakukan sangat tinggi, pebisnis atau perusahaan tersebut akan melihat secara detail seperti apa produk dan brand yang Anda punyai, bagaimana track record, bagaimana testimoni pelanggan lain dan hal-hal detail lainnya.

Walaupun target marketing B2B terlihat cukup sulit karena mendekati perusahaan/bisnis memang berbeda dengan karyawan, tapi ternyata itu menjadi salah satu keuntungan di B2B. Anda mempunyai target yang sangat segmented atau sudah terkategorikan, itu berarti Anda bisa melakukan strategi marketing yang terfokus.

Itu merupakan perbedaan mendasar marketing, bagaimana strategi marketing serta target marketing di B2B dan B2C. Biasanya para pelaku bisnis menghiraukan hal-hal tersebut dan langsung saja membuat bisnis tanpa membuat strategi marketing dan melihat siapa target marketingnya. Semoga dengan membaca artikel ini Anda bisa membandingkan dan membuat strategi marketing baru untuk bisnis Anda.

featured image credit

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Dior Asning Kosyu

Wordsmith. Head editor at Penulis.ID