Twitter mulai ditinggalkan penggunanya. Namun pertanyaan pentingnya: apakah berjualan di Twitter masih efektif?
Dengan logo bergambar burung dan background berwarna biru muda, Twitter bisa dengan mudah dikenali di mana saja, terutama oleh kaum dari kalangan tech-savvy dan pegiat aktif media sosial. Namun, lebih dari sekadar tempat untuk menuangkan unek-unek, Twitter dipandang sebagai salah satu media tersubur untuk lahan digital marketing. Dalam sebulan, Twitter bisa menjaring 317 juta pengguna aktif! Jadi, apakah berjualan di Twitter itu sangat menguntungkan?
Di Indonesia sendiri, pada tahun 2014 lalu, data menunjukkan bahwa kita menghasilkan 4,1 miliar tweet. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna Twitter di Indonesia memang sangat aktif. Sebanyak 54% di antaranya bahkan tidak hanya melakukan pengiriman tweet atau retweet. Disadari atau tidak, Twitter telah menjadi alat ukur tersendiri terhadap suatu momen atau peristiwa yang terjadi di tanah air, bahkan juga menjadi big data untuk pemanfaatan layanan lainnya.
Digital marketer sepertinya menjadi salah satu dari sekian banyak pihak yang memanfaatkan big data tersebut untuk jualan di Twitter. Kami di Penulis.ID pun melakukan hal yang sama saat hendak mengkurasi konten media sosial untuk klien-klien kami. Twitter untuk bisnis masih sangat diminati.
Di sisi lain, tahun lalu situs Entrepreneur menyebutkan bahwa perkembangan platform satu ini sedang stagnan. Kabarnya, nilai saham Twitter mengalami penurunan karena tidak sedikit penggunanya yang beralih ke media sosial lain seperti Facebook dan Instagram. Bagi digital marketer, hal ini tentu bukan merupakan kabar baik mengingat aktivitas marketing di Twitter yang mereka jalankan.
Jadi, apakah kini Twitter masih relevan menjadi salah satu media sosial untuk praktik marketing? Apakah usaha Anda untuk jualan di Twitter akan sepadan dengan hasil yang akan didapatkan nanti?
Kekuatan Real-time Feed pada Twitter
Salah satu karakter terkuat Twitter yang membedakannya dari media sosial lain, sekaligus menjadi keunggulannya, adalah feed-nya yang bersifat real-time. Twitter mampu menyampaikan informasi selagi peristiwa tertentu sedang berlangsung. Tidak berlebihan rasanya menyebut Twitter sebagai media live stream dari segala yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Pada waktu kapan pun, Anda bahkan bisa mengecek hal-hal yang menjadi trending topics di Twitter, mulai dari pop culture, politik, hingga event-event internasional.
Faktor real-time ini jugalah yang kerap dimanfaatkan oleh banyak brand untuk meningkatkan engagement. Audiens bisa mengirimkan tweet apa pun dan brand akan membalasnya secepat yang mereka bisa. Terlebih, Twitter juga telah menyediakan fitur-fitur pelengkap seperti polling dan GIF untuk membantu pengguna dan digital marketer dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Brand yang Berhasil Menggunakan Twitter untuk Berjualan
Twitter is a big deal. Berbagai kelebihan di atas telah membuktikannya. Beberapa brand internasional bahkan sukses melakukan marketing di Twitter. Salah satunya adalah Taco Bell, perusahaan franchise makanan cepat saji di Amerika. Untuk meningkatkan engagement-nya, Taco Bell cenderung fokus melakukan komunikasi dengan audiens yang memiliki lebih dari 10.000 followers. Dengan begitu, mereka bisa memaksimalkan brand awareness melalui mention, retweets, dan rekomendasi. Pendekatan inilah yang mampu membuat mereka menjaring lebih dari 1,8 juta followers.
Taco Bell bukan satu-satunya brand yang sukses jualan di Twitter. Pada tahun 2013, Mercedes meluncurkan tema “You Drive”. Agar sejalan dengan tema tersebut, Mercedes menggunakan Twitter untuk membangun buzz terhadap iklan TV terbaru mereka. Mereka men-share klip 20 detik tentang mobil yang sedang berkejar-kejaran. Lalu, Mercedes meminta audiens di Twitter untuk melakukan vote terhadap kisah kelanjutan klip tersebut. Kisah yang memiliki vote tertinggi disiarkan pada ajang The X Factor pada minggu selanjutnya. Lebih dari contoh sukses berjualan di Twitter, Mercedes juga berhasil membuktikan bahwa pemasaran konvensional bisa digabungkan dengan pemanfaatan media sosial.
Ada pula LG yang pada tahun 2012, ingin meningkatkan penjualan smartphone di kalangan 16-24 tahun. Untuk mewujudkan hal tersebut, LG mengadakan treasure hunt di Twitter. Saat itu, LG berencana membuka sebuah stan di UK. Orang pertama yang bisa menemukan stan mereka akan mendapatkan dua tiket untuk konser musik dari artis terkenal. Untuk membantu audiens menemukan stan, LG menempatkan peta online yang akan melakukan zoom in secara berkelanjutan pada lokasi setiap kali hashtag #lgtickethunter digunakan di Twitter. Hasilnya, penjualan mereka berhasil naik hingga empat kali lipat. Kesuksesan LG bisa membuktikan bahwa Twitter untuk bisnis bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Sayangnya Memiliki Keterbatasan Karakter dan Kemampuan Visual
Tidak seperti Facebook yang memungkinkan penggunanya untuk mem-post tulisan hingga beratus-ratus kata, Twitter hanya memperbolehkan Anda untuk menggunakan 140 karakter pada setiap tweet yang di-post. Hal ini memang menjadi salah satu karakter utama Twitter, tetapi di sisi lain juga menghalangi brand untuk melakukan engagement dengan audiens. Beberapa dari mereka memutuskan untuk sharing link postingan blog atau website, di mana ada lebih banyak konten dan informasi tersedia. Ada pula yang akhirnya membagi pesan mereka ke dalam beberapa tweets.
Caption dengan 140 karakter memang sangat memungkinkan untuk dilakukan. Namun, penting bagi brand untuk tidak berkomunikasi melalui catchy copywriting saja, melainkan juga harus mampu mendeskripsikan produk mereka secara efektif. Untuk hal ini, Facebook bisa dikatakan lebih unggul karena memungkinkan digital marketer untuk menulis deskripsi yang lebih panjang dan menyediakan kolom komentar khusus di mana audiens bisa memberikan feedback.
Selain jumlah karakter, keterbatasan Twitter juga terdapat pada kemampuan mem-posting konten visual. Padahal, tweets dengan gambar menghasilkan retweet 150% lebih banyak daripada tweets tanpa gambar. Sedangkan, ketika seorang pengguna melakukan scroll di Twitter, ia tidak akan bisa melihat gambar secara penuh. Jika memang ingin melihatnya secara keseluruhan, ia diharuskan untuk mengkliknya terlebih dulu. Hal ini tentu kurang praktis apabila dibandingkan dengan media sosial lain seperti Facebook atau Instagram yang langsung menyediakan konten gambar secara penuh pada feed masing-masing.
Ada Pula Brand yang Gagal Memanfaatkan Twitter untuk Bisnis
Mungkin karena keterbatasan jumlah karakter, brand pakaian Urban Outfitters sempat mengalami sandungan di Twitter pada tahun 2011 lalu. Seorang pengguna bernama Amber Karnes men-tweet postingan blog yang mengklaim bahwa Urban Outfitters telah mencuri desain dari banyak seniman tanpa memberi kredit. Sebagai respon, Urban Outfitters hanya mengatakan, “Hey guys, we see your tweets regarding the I Heart Destination necklace. Please know that our accessories buying team is looking into this.” Respon tersebut sama sekali dianggap tidak membantu. Hanya tiga jam setelah tweet itu, Urban Outfitters kehilangan 17.000 followers. Selain itu, hashtag #urbanoutfitters dan #thieves juga menjadi trending.
Brand lain yang juga pernah mengalami kegagalan dalam marketing di Twitter adalah McDonald’s. Pada tahun 2012, McDonald’s ingin mempromosikan kualitas supplier mereka dengan meluncurkan hashtag #MeetTheFarmers dan #McDStories. Namun, orang-orang justru menggunakan hashtag #McDStories untuk menceritakan pengalaman kurang mengenakkan yang pernah mereka alami di McDonald’s. Hal ini juga menunjukkan sisi lain Twitter, bahwa tidak ada yang bisa mengontrol penggunaan hashtag pada media sosial satu ini. Tujuan untuk jualan di Twitter bisa berubah sebaliknya karena tak ada kontrol yang jelas.
Tiga Hal Penting yang Bisa Dilakukan di Twitter dalam Hal Marketing
Jadi, dengan berbagai keterbatasan tersebut, apakah Anda harus menghapus Twitter begitu saja dari daftar media sosial untuk keperluan digital marketing Anda? Tentu saja tidak. Situs Avocado Social menjelaskan bahwa Twitter masih sangat berguna bagi Anda untuk melakukan ketiga hal ini:
Customer Service
Karena sifatnya yang real-time, hingga kini Twitter masih menjadi salah satu tempat terbaik bagi pelanggan untuk menyampaikan komplain. Sebuah data bahkan menunjukkan bahwa sebanyak 72% orang yang komplain ke brand melalui Twitter mengharapkan respon balik dalam sejam. Anda tentu tidak mau membuat audiens Anda semakin kesal karena komplain yang tidak direspon, kan?
Business Networking
Men-tweet konten saja tidak akan membuat Anda mendapatkan followers. Untuk itu, Anda disarankan melakukan networking. Jangan segan untuk membalas tweet dari para pelaku bisnis lain. Cobalah menyampaikan pendapat Anda tentang tren yang sedang berkembang di industri bisnis Anda. Follow pula orang-orang atau brand-brand lain yang beroperasi dalam industri sama dengan Anda.
Research
Agar bisa menghasilkan produk yang dapat menjawab kebutuhan audiens, Anda harus terlebih dulu mengetahui masalah yang mereka hadapi. Untuk mencari tahu tentang hal tersebut, Anda wajib melakukan riset. Nah, Twitter dapat menjadi salah satu lahan riset terbaik yang bisa Anda datangi. Kami di Penulis.ID pun kerap melakukan hal sama saat sedang mencari ide untuk menulis konten digital. Anda bisa mencari tahu melalui trending topic di Twitter atau menggunakan fitur search untuk mengamati opini audiens terhadap produk Anda.
Apa yang Bisa Anda Lakukan untuk Maksimalkan Potensi Twitter?
Dengan berbagai kelebihan, kekurangan, dan study case dari beberapa brand di atas, apakah Twitter masih efektif untuk digunakan sebagai lahan digital marketing? Apakah berjualan di twitter masih menguntungkan?
Ya, tentu saja.
Ada 500 juta tweet setiap harinya, dengan 6.000 tweet per menitnya. Angka tersebut masih memberikan peluang besar bagi Anda untuk melakukan engagement dengan followers dan audiens Anda. Twitter masih menjadi alat komunikasi dan berjualan yang powerful. Namun, untuk mengeluarkan potensi maksimalnya, tujuan penggunannya pun harus tepat. Anda sebaiknya menggunakan Twitter untuk hal-hal berikut:
- Menjangkau audiens baru
- Men-track followers
- Meningkatkan traffic menuju website
- Mempromosikan brand
- Meningkatkan SEO
- Mellibatkan diri dalam social media analytics
Selain itu, jangan lupa pula dengan golden rule Twitter: engagement.
Semakin sering Anda melakukan engagement, maka akan semakin banyak audiens yang “dekat” dengan Anda. Semakin besar pula peluang Anda untuk membuat mereka tertarik dengan produk Anda. Karenanya, jangan hanya meng-schedule sederet tweets utuk di-post secara otomatis dan meninggalkannya begitu saja. Buka mata dan telinga lebar-lebar, cari tahu hal-hal atau tren apa saja yang sedang ramai dibicarakan oleh target audiens Anda. Lalu, buatlah tweets yang masih sejalan dengan nilai brand dan tren tersebut. Ingatlah bahwa engagement adalah kunci kesuksesan Twitter untuk bisnis.
Jadi, jangan buru-buru menghapus akun Twitter brand Anda dulu. Twitter masih menjadi salah satu media paling powerful untuk berjualan dan mempromosikan bisnis Anda—selama tujuannya tepat dan sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas.
Biru Cahya Imanda
Latest posts by Biru Cahya Imanda (see all)
- Contoh Strategi Content Marketing Indonesia yang Sangat Sukses - October 5, 2018
- 5 Tips Membuat Kata-Kata Pembukaan Untuk Website Anda - September 28, 2018
- 6 Cara Menulis Artikel Untuk Keperluan Content Marketing - August 20, 2018